Baru berbagi cerita tegelam sebuah kapal diombang-ambing di sebuah samudera.
Datang berita disiarkan oleh burung camar di udara.
Cerita yang dahulu ilusi ternyata terbukti pasti.
Datang berita disiarkan oleh burung camar di udara.
Cerita yang dahulu ilusi ternyata terbukti pasti.
Ini berita dari pandangannya.
Dari laut Awan gelap menggumpal mengangkasa.
Ditiup gumpalan itu oleh angin utara kearah tenggara.
Disana mereka membuat paduan suara.
Dimana suara menggelegar dan membahana.
Cahaya kilat dimana-mana.Dan inilah klimaksnya.
Petir menari-nari tarian suka-suka.
Dan tiba unjuk kekuatan sengatnya yang menyambar tak tentu arah.
Ditiup gumpalan itu oleh angin utara kearah tenggara.
Disana mereka membuat paduan suara.
Dimana suara menggelegar dan membahana.
Cahaya kilat dimana-mana.Dan inilah klimaksnya.
Petir menari-nari tarian suka-suka.
Dan tiba unjuk kekuatan sengatnya yang menyambar tak tentu arah.
Ada sebuah kapal yang tekatung-katung sengsara.
Disambarnya kapal dengan semena-mena.
Kena persis menyentuh lambung kapal dan tiang-tiangnya.
Masih ada tinggal sisanya tapi kembali lagi ia menyambarnya juga.
Kena persis menyentuh lambung kapal dan tiang-tiangnya.
Masih ada tinggal sisanya tapi kembali lagi ia menyambarnya juga.
Para ABK memohon ampun sekuat tenaga.
Tapi Petir tidak mau perduli siapapun juga.
Suara yang kira-kira bisa membuat detak jantung keluar dari tempatnya.
Setelah berjam-jam lamanya bahkan siang dan malam tidak ada beda.
Tapi Petir tidak mau perduli siapapun juga.
Suara yang kira-kira bisa membuat detak jantung keluar dari tempatnya.
Setelah berjam-jam lamanya bahkan siang dan malam tidak ada beda.
Mereka pasrah dan berduka karena sia-sia teriaknya.
Hanya Nakhoda yang tenang saja.
Seperti seorang arif bijaksana telah mengenal kejadian atas pertanda.
Sang kapten dari tadi selalu tersenyum ke angkasa.
Entah itu kebetulan saja.
Atau dia sudah mengerti berhadapan dengan siapa.
Hanya Nakhoda yang tenang saja.
Seperti seorang arif bijaksana telah mengenal kejadian atas pertanda.
Sang kapten dari tadi selalu tersenyum ke angkasa.
Entah itu kebetulan saja.
Atau dia sudah mengerti berhadapan dengan siapa.
Kapal itu tak berdaya.
Karena Yang berkuasa mengatasi bawahnya.
Yang dibawah hanya pasrah jika berhadapan dengannya.
Karena Yang berkuasa mengatasi bawahnya.
Yang dibawah hanya pasrah jika berhadapan dengannya.
Langit masih gelap.
Badai belum sirna.
Beberapa orang tersisa hanya bisa sabar menanti kegelapan berganti cahaya.
Tampaknya juga ini akan lebih lama dari yang biasa.
Tapi ternyata tak lama Kemudian Badai mulai mereda.
Badai belum sirna.
Beberapa orang tersisa hanya bisa sabar menanti kegelapan berganti cahaya.
Tampaknya juga ini akan lebih lama dari yang biasa.
Tapi ternyata tak lama Kemudian Badai mulai mereda.
Tidak ada jejak kengerian badai baru saja menerpa.
Seketika hilang begitu saja.
Semua yang didalam kapal bertangis-tangis sambil berbahagia.
Karena masih diberikan kesempatan menyapa kehidupan nyata.
Seketika hilang begitu saja.
Semua yang didalam kapal bertangis-tangis sambil berbahagia.
Karena masih diberikan kesempatan menyapa kehidupan nyata.
Dan mereka kembali bersegera memperbaiki yang telah porak peranda.
Tanpa mengeluh segala derita yang mereka terima.
Karena mereka seperti diberi kehidupan kedua.
Sehingga derita yang sebentar saja tidak bisa mengganti suka cita.
Dimana ketika mata menutup dan terbuka itu karena masih ada harapan untuk bertemu kembali orang tercinta.
Perahu Dalam Badai
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
3:31 PM
Rating:

No comments: