Selamat Datang

Aku berharap bebas menceritakan segala cerita untuk ku persis seperti saat mata ku memandang dunia

Agar sejarah jangan terulang


Sejarah yang terulang adalah pertanda dari sebuah kemunduran, dan salah satu indikator kebodohan dalam mejalani sesuatu. Kehidupan itu harus maju, meski masa ke-emasan pernah kita alami, tetapi kalau masa itu terulang, namun tidak lebih baik dari yang ada di masa lalu, maka ada sesuatu yang salah yang perlu untuk diperbaiki. Suatu kali aku menjalani waktu, dan kudapati diriku terkurung dalam sebuah kebiasaan buruk yang tidak bisa dilepaskan secara mudah. Hari ini pun, aku lagi mengulang perlawanan akan hal itu. Kebiasaan buruk yang terus menarik kita kebelakang, sehingga pengharapan yang didepan pun makin jauh dari jangkauan. Hak itu merupakan sebuah pertanda bahwa kita masih harus belajar bahwa segala instrumen dari sebuah kebiasaan buruk yang menghalagi kita maju itu masih bersisa dalam kenyataan hidup kita sehari-hari.

Aku sudah pernah mengingat itu, tetapi kemudian gagal, karena aku sendiri lupa mencatatatkan hal-hal pentingnya bagi kehidupan masa mendatang, dan sudah seharusnya bahwa yang pernah kita alami, sebaiknya sering dipelajari penyebab kesalahan berulangnya. Itulah salah satu penyebab mengapa sejarah terulang. Kita tidak boleh lupa berusaha dosa-dosa dimasa lampau, dan mencoba menutupi aibnya, namun karena itulah suatu hari kita akan mengalami jatuh dipelubang yang sama. Lebih buruk dari keledai, yang dibilang bodoh, karena ada beberapa jenisnya masuk dalam kategori bebal, maka kebebalan itu pun muncul sebab kita lebih sering orang lain secara praktis mengarahkan, dan kemudian terjadi sebuah kesalahan sejarah terulang, kita ingin mencari orang itu untuk dipersalahkan. Adalah baiknya kita juga tahu bahwa ada binatang sejenis keledai yang disebut Bagal, adalah seekor hewan yang cukup pintar, dan kokoh, juga sanggup menopang tanpa mengeluh bebannya terlalu berat, bahkan rela menanggung itu dengan memaksa berjalan sampai kematian bila itu dipaksakan.

Kesalahan dimasa lampau itu adalah beban itu, dan seringkali kita merasa berat, maka kita mencoba melupakan itu seutuhnya, seluruhnya tanpa bersisa, dan tidak ingin membicarakannya, sebab percikan cerita itu bisa menimbulkan sesuatu yang dianggap oleh pikiran kita adalah tabu. Kita jijik mengingatnya, padahal itu merupakan bagian dari kita. Jadi kalau bisa diambil tarik garisnya, kita jijik sama kita sendiri. Dan yang terjadi selanjutnya, percaya atau tidak kita kembali mengulangi hal tersebut. Jikalau kita berani menanggung bebannya, dan secara jujur berkata itu bagian dari saya, dan tidak menanggap itu sebuah beban, maka semua akan berubah menjadi sebuah baru. Kita bisa berkata : “Iya, maafkan aku yang dulu, kamu memang bagianku, tapi bukan untuk menjadi aku, tetapi untuk pelengkap bagi kehidupan ku yang baru”.

Akui hal itu bahwa kita sudah pernah mengalaminya, sebab hidup ditekan darah keluar. Maka adalah lebih baik, kita harus mencatat itu dalam sebuah poin-poin penting dalam sebuah tembok kehidupan dalam sebuah catatan yang akan kita sering buka dalam menjalani kehidupan. Sama seperti artefak, candi, piramida, dan berbagai benda sejarah lampau yang bernilai seni lainnya, selalu disertai gambar, tulisan, atau sebuah poin-poin penting tentang apa yang pernah terjadi, atau sesuatu yang ada, ataupun kenang-kenangan sebuah cerita lama. Kita pun harus demikian membangun sebuah LandMark ( sesuatu yang didirikan untuk dikenali ) bagi kita sendiri. Agar orang yang pernah mengisi kehidupan kita, atau pengalaman buruk ataupun baik yang mengisi kita, adalah sebuah kenang-kenangan untuk memperlengkapi kita menjadi indah.

Berikut menurutku, dan menurut pengalamanku atas sebuah hal yang sedang aku coba perbaiki, agar hal itu tidak terulang kembali, maka ingin kucatatkan disini.


Berikut menurutku, dan menurut pengalamanku atas sebuah hal yang sedang aku coba perbaiki, agar hal itu tidak terulang kembali, maka ingin kucatatkan disini.
1.       Kompromi sama hal yang sama, padahal itu adalah penyebab utama.
2.       Punya aturan, dan prinsip hidup yang tidak secara disiplin untuk dipatuhi.
3.       Merasa hukuman tidak seberapa, dan sanggup memanipulasinya bahwa itu bukan dosa.
4.  Memandang diri terlalu lama, sehingga timbul kecintaan pada diri (Narsis), serta menghargai diri terlalu tinggi A.K.A masuk kategori sombong.
5.  Tidak mencukupi kebutuhan primer tepat waktu, padahal ada kesempatan untuk mendahului hal itu, tetapi malah mengerjakan yang sekunder. ( Makan, tidur, baca, bermain game, baca Alkitab, olahraga, mengoborol, dan berbuat baik, juga bersikap sopan, dan menghindari orang yang menyebalkan itu sebuah hal pokok, dan perlu, namun juga tetap kita tidak boleh melakukan secara berlebihan ).
6.   Bila ada waktu luang, kerap kali melakukan hal yang tidak produktif. ( Kerap pikiran melanglang buana, dan kemudian terjebak pada hal yang fana, dan gak bermakna ).
7.       Melakukan tingkah gerak yang sama, dan kecil tapi salah satu pemicu juga.
8.       Mengeluh, dan kalau keadaan tidak sesuai harapan, malah bukannya bersemangat, malah     lesu.
9.       Membuat kebiasaan baru yang ternyata tidak disiplin untuk dipatuhi.


Agar sejarah jangan terulang Agar sejarah jangan terulang Reviewed by Alfiyanto.J.S on 12:48 PM Rating: 5

No comments: