Selamat Datang

Aku berharap bebas menceritakan segala cerita untuk ku persis seperti saat mata ku memandang dunia

Memandang Terang

Bayangan hitam manusia memandanga terang
Jauh ku memandang kearah pulang.
Terpana ku membeku pada warna pekat langit biru.
Apakah benar itu tempat asalku?
Karena itulah yang dikatakan beberapa orang padaku.
Bukankah kita dari tanah dan abu.
Kenapa mereka mengajariku seperti itu?


Tekadku bulat..
Aku mencari tahu..
Sehingga aku tahu.
Dan tidak lagi menjadi seorang dungu.


Akhir usaha pencarianku ingin kubagikan padamu.
Lembaran digitalku.
Lama kumencari.
Sedikit yang kudapat.
Tak banyak kuingat.
Pelan-pelan kuamati.
Ternyata ada sesuatu tersembunyi.
Aku mencoba berfisafat.
Kenapa wajah kita selalu menegadah kesitu?


Kuperas akal ku.
Hanya ini yang dapat kuberitahu.
Bahwa ada rasa ketakutan.
Ada yang disembunyikan.
Ada yang terjatuh, terperangkap, dan menjadi sangat memalukan.
Timbul dalam pikiran :  Tiada harapan pada yang jatuh.
Sehingga Lebih berat mendapat malu dari pada sedok dan garpu 
Tapi ada bila ada yang membantu maka ada kekuatan baru.

Ternyata itu..
Kata orang padaku.
Bahwa kita itu telah terjatuh.
Terjatuh bersamaan awan kelabu.
Terjebak janji-janji palsu.
Sekarang kita menunggu ada yang mau membantu.
Dan sepengetahuanku ternyata harapan itu bersembunyi disana.
Diatas pemikiran kita.
Suatu tanda kehadiran ilahi yang lebih dari kata-kata bisa membantu.
Jadi sabarlah dahulu.
Karena banyak yang perlu dibantu.
Karena bukan hanya aku dan kamu.
Tetapi banyak yang menunggu.
Dan ada bebisik ke telingaku.
Bahwa percayalah tak pernah telat bantuan yang akan datang itu.
Karena itu bersabarlah selama kita masih memiliki sisa waktu.
Memandang Terang Memandang Terang Reviewed by Alfiyanto.J.S on 10:36 AM Rating: 5

No comments: