Pada dasarnya memerintah lebih menyenangkan dibanding diperintah. Pikiran kita sering membawa kita bahwa kita yang lebih pantas memerintah dibandingkan siapapun dia. Sehingga tanpa disadari sebenarnya kita mengakui bahwa dalam segala hal kita bisa menolak. Suatu dasar pengrusak. Yang bisa menimbulkan kawanan pemberontak.
Pada zaman dahulu saat para tirani memerintah dengan tangan besi. Para koloni dan pegawainya dengan enaknya meniknati hasil dari para rakyat. Pada saatnya timbul revolusi karena beberapa orang telah lupa bahwa mereka juga manusia. Dimana tiada yang berbeda antara kita. Hanya saja ada beberapa peranan yang kita peroleh. Peranan mampu memanipulasi seolah-olah seseorang lebih tinggi dari pada yang lain. Tapi ternyata kita sama.
Semua kita pasti tahu : " Dari manakah asal kita?". Bukankah susunan karbon pada tubuh kita terbuat dari debu. Inilah salah satu alasan itu.
Ada yang merasa rendah diri dan ada yang merasa lebih tinggi. Memang peran sesuatu ada yang lebih sering tampil sedangkan si rendah diri sedikit saja perannya. Tapi camkanlah tidak ada yang lebih penting bagi Yang Maha Tinggi.
Saat kesusahan, maka seorang mengangap bahwa Yang Maha Kasih lebih mengasihi orang lain disekitarnya dari pada dirinya. Demikian yang dalam kemakmuran melihat bahwa kekayaan dan hidangan istimewa adalah seuatu yang tak berharga. Sehingga suatu kali tidak ada yang indah serta nikmat didalam seisi rumahnya.
Jadi kamu yang mempuyai peran penting bukanlah diatas sedangkan orang yang jarang tampil bukan dibawah. Karena setiap orang kaya akan memperoleh penilaian berbanding lurus terhadap aksinya sekarang sampai pada akhirnya dibalik layar kehidupan.
Kita pintar menyesuaikan naskah pada suatu latar yang berbeda. Karena memang sangat mudah bagi kita berimprovisasi walau tidak ada yang mengajarkannya.
Coba kita ulang kembali perumpamaan tentang tentang talenta Matius 25:14-30 . Bukankah setiap hamba akan dituntut sesuai apa yang telah lebih dipercayakan kepadanya karena segala sesuatu yang kita punya lebih dari sekedar titipan. Jadi seseorang yang mempunyai banyak akan dituntut lebih banyak sedangkan seseorang yang mempunyai sedikit tidak akan dituntut banyak.
Kita suka sesuatu yang kita inginkan. Tapi ada dari kita yang tidak mempunyai pilihan. Seperti
pada (Yohanes 9:1-2 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?").
Dahulu aku manusia bertanya kepada Yang Maha Pencipta tentang mengapa ia menciptakan kekurangan pada manusia. Aku bertanya mengapa? Mengapa ada yang lahir menjadi anak-anak yang terjebak tubuh dewasa? Mengapa kau memberi akal seperti itu kepada mereka?
pada (Yohanes 9:1-2 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?").
Kemudian kubalik-balik jawaban dari FirmanNya :
Markus 4:24-25 Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."
Apakah ukuran yang kita pakai? Dan mengapa akan ditambahkan lagi dari yang sudah ada. Sepertinya inilah korelasi yang tepat antara kita manusia yang sering menilai seseorang. Kita sering menilai orang akan dari fisiknya, kemudian cara jalan, berbicara, pikiran, dsb. Namun kita tidak tahu karunia talenta, harta, dan fisik adalah sebuah titipan dan itu harus dikembangkan untuk menjadi berkat bagi yang lain. (Lihat Matius 25:14-30 )
Seperti perumpamaan hamba yang dititipkan yang seorang dititipkan 1, yang lainya 2 talenta, sedangkan yang terakhir 5 talenta. Talenta pada saat itu merupakan sebuah harta berbentuk uang. Pada yang dititipkan 2 talenta dan 5 talenta menjalankan uang yang dititipkan serta memperoleh laba untuk Tuannya sesuai yang diberikan kepada mereka. Namun lihat pada yang dititipkan padahal hanya 1 talenta saja, dan seharusnya lebih mudah untuk menggandakannya. Tetapi inilah singkatnya nasib hamba yang dititipkan hanya 1 talenta ;
Seperti perumpamaan hamba yang dititipkan yang seorang dititipkan 1, yang lainya 2 talenta, sedangkan yang terakhir 5 talenta. Talenta pada saat itu merupakan sebuah harta berbentuk uang. Pada yang dititipkan 2 talenta dan 5 talenta menjalankan uang yang dititipkan serta memperoleh laba untuk Tuannya sesuai yang diberikan kepada mereka. Namun lihat pada yang dititipkan padahal hanya 1 talenta saja, dan seharusnya lebih mudah untuk menggandakannya. Tetapi inilah singkatnya nasib hamba yang dititipkan hanya 1 talenta ;
Matius 25:24-30 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Jadi kita semua adalah sama. Semakin banyak yang anda miliki, maka akan semakin banyak tuntutan bagi anda di masa yang sekarang dan kelak kemudian. Bagi anda yang berkekurangan maka semakin sedikit ukuran yang diberikan bagi anda. Dahulu saya sedih melihat seseorang yang mempuyai akal yang tergangu karena bawaan sejak lahir. Bagaimana ukuran bahwa mereka akan memperoleh keselamatan. Sedangkan mereka yang mengalami nasib demikian tidak banyak mengerti tetang sesuatu hal apalagi harus mengenal Sang Pencipta.
Namun aku membaca bahwa orang buta tidak pernah mengalami kebutaan didalam mimpinya. Dan orang lumpuh bisa berjalan pada alam bawah sadarnya. Setiap orang yang kekurangan dalam pikirannya, dimana hal itu hanya ada pada luarnya saja namun jiwanya utuh seperti manusia pada lainnya.
Namun aku membaca bahwa orang buta tidak pernah mengalami kebutaan didalam mimpinya. Dan orang lumpuh bisa berjalan pada alam bawah sadarnya. Setiap orang yang kekurangan dalam pikirannya, dimana hal itu hanya ada pada luarnya saja namun jiwanya utuh seperti manusia pada lainnya.
Demikianlah saya percaya kita memiliki roh yang sama dari Sang Pecipta. Kita mempuyai roh yang sama. Roh yang membuat kita hidup bukan seperti mahluk hidup lainnya. Sehingga dalam roh kita boleh percaya bahwa mereka akan selamat juga, karena mereka banyak kekurangan akan sedikit dituntut oleh Sang Pencipta.
Roma 10:9-10 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
Jadi apapun keadaan anda itu tidaklah jauh berbeda menurut Sang Kuasa. Apalagi disebutkan pada (1 Samuel 16:7 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.")
Menurut Perintah I
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
9:21 PM
Rating:

No comments: