Andi dan Mamat berjalan-jalan ke pasar malam. Hari itu adalah sabtu malam. Hari yang orang bilang adalah malam minggu. Hari yang kebanyakan anak muda untuk ngapel ke rumah gebetan. Sedangkan Andi dan Mamat masih jomblo jadi tidak jelas mau kemana setiap malam minggu.
Andi dan Mamat jadinya tidak tahu mau setiap malam minggu menjadi kelabu. Maka mereka selalu berusaha untuk berburu hal yang baru.
Andi dan Mamat jadinya tidak tahu mau setiap malam minggu menjadi kelabu. Maka mereka selalu berusaha untuk berburu hal yang baru.
Tidak jauh dari perumah Andi dan Mamat ada Pasar Mamal. Dan kebetulan itu adalah malam minggu, maka Pasar malam itu ramai sekali. Semua orang disekitar situ ingin mencari hiburan. Dan beberapa orang yang pintar membaca peluang mendapat tempat rezeki baru. Seperti tukang jajanan jagung, kacang, gorengan, batagor,penjual kaos, penjual kemeja, dan penjual pakaian dalam.
Hiburan rakyat bagi para rakyat bawahan. Mereka yang ingin melepas kepenantan. Mereka yang dari senin sampai sabtu yang bekerja sampai lupa waktu, dan setia bekerja walau atasan selalu menekan mereka sepanjang waktu. Mereka kesana hanya untuk mencari hiburan setelah bosan bekerja melulu. Mereka senantiasa bekerja walau sisa pendapatan hampir tidak bersisa karena hutang menumpuk di warteg ibu.
Mereka merasa senang bisa lepas dari tekanan atasan mereka yang selalu menuntut melebihi kuda pacu. Kadang sebenarnya mereka kesal tapi seperti anak kecil yang sakit lupa kalau dikasih permen sama baju, maka asal bisa jalan-jalan malam minggu mereka akan bisa lupa kesusahan itu.
Para bawahan senang berbelanja di pasar malam. Karena harganya pas dan murah bagi kantong mereka. Apalagi di pasar malam ada banyak atasan yang diobral 3(tiga) seratus ribu. Para bawahan pasti memborong untuk ganti - ganti bila sudah bosan dengan atasan yang itu-itu melulu.
Fashionista yang senang dengan jaket bertuliskan "I luv U". Suatu kode sedang mencari cabe-cabean suka bergaya sok imun dan sok lucu. Yang pura-pura buang muka bila digodain. Yang kemudian tiba-tiba menebar pesona dengan senyum lebar. Dengan percaya diri menutupi wajah dengan bedak yang tebal seperti bukan bedak lagi malah seperti memakai serpihan beras atau terigu.
Karena ada Pasar Malam, maka jalanan raya di perumahan Andi dan Mamat padat merayap. Banyak motor berseliweran membuat macet. Perlu dimaklumi karena malam minggu adalah hari dimana pembantu-pembantu rumah tangga boleh keluar oleh majikannya. Mereka juga jomblo yang lagi berusaha dan mau mengakhiri statusnya bila malam minggu tiba.
Andi dan Mamat adalah jomblo kelabu. Andi yang bertubuh gendut besar bulat seperti boneka salju adalah seorang idealis tentang harapan yang harus diraihnya. Sedangkan Mamat si begeng yang sok tau adalah seorang yang optimis. Jadi Andi dan juga Mamat mempunyai keyakinan bahwa akan ada sesosok manusia berparas cantik seperti malaikat yang akan dikirim Tuhan kepada mereka pada suatu waktu untuk melengkapi hidup mereka. Hanya kata Ustad soleh : Sewaktu bercerita tetang motivasi untuk mencapai semua impian; mereka perlu berusaha untuk tidak pernah menyerah saja.
Dan oleh karena itu pergi ke pasar malam di malam minggu adalah salah satu usaha mereka mencari sosok yang mereka damba. Andi dan Mamat hanya berkeliling saja dulu. Sampai mereka tiba di wahana permainan rumah hantu. Permainan yang paling ramai karena banyak orang yang ingin cari tahu.
Dalam keadaan tertekan si Andi dan Mamat berpura-pura tidak takut sama yang namanya hantu. Andi membeli tiket untuk bisa masuk ke rumah hantu dan Mamat juga setuju akan hal itu.
Mereka pegang tiketnya itu satu-satu. Sambil menunggu kuota rombongan terpenuhi dan kemudian rombongan akan diarahkan melangkah maju.
Akhirnya semua rombongan sudah terpenuhi dan mereka masuk kedalam. Didalam keheningan ruangan yang redup terdapat suara tangisan seorang yang merintih dan berduka. Sosok baju putih yang membelakangi rombongan yang berada dijalan setapak. Sedangkan sosok itu ada dipinggir sisi kiri mereka dan agak menjauh. Dari jalan setapak itu rombongan melihat sosok yang sedang membelakangi itu. Yang sepertinya sedang menderita sekali. Tidak ada yang berani berkata apapun juga.
Ketika romobongan itu hampir meninggilkan ruangan yang wangi melati itu. Sosok berbaju putih itu menoleh dan berteriak : "Dimana bayi saya... Hihihihi" Sesosok muka yang menyeramkan dan tak beraturan mengejar mereka. Rombongan Andi dan Mamat lansung berlari meninggalkan ruangan yang dihiasi batu-batu besar itu dan mereka beralih kesebelah ruangan yang baru.
Ruangan itu terdapat lampu yang kedap-kedip hampir putus. Ada banyak berjejeran ular, kalajengking, laba-laba, dll.. didalam aquarium kaca. Wangi bunga melati semerbak di ruangan yang di setting seperti rawa dengan air dari kabut buatan dengan ada beberapa pohon kering. Terdapat pondok kecil dengan lampu merah temaram.
Tiba-tiba saat sedang berjalan melewati ruangan itu ke ruang berikutnya. Lalu lampu yang kedap-kedip itu padam. Dan tidak ada lampu apapun sebagai penerangan. Hanya afa lampu merah yang merah temaram dalam pondok di hutan buatan.
Degup jantung Andi berpegangan tangan begitu kencang dengan Mamat. Andi bermuka pucat dan Mamat yang sok bernai dari tadi hanya diam. Kata Mamat bebisik : "Andi jangan tinggalin gw, ya.." Dalam kegelapan Jawab Andi : "Iya, Mat.. Eh, tangan sakit ya? Kok kayak bengkak ya,Mat.." Dan lalu kata Mamat : "engak, Ndi"
Suasana masih diiringi suara jangkrik dan suara kodok. Lampu yang padam dan kedap-kedip tiba-tiba hidup lagi. Kata Andi : "Maaf,pa..maaf,pa.." Ternyata Andi dari tadi saat dalam kegelapan memegang tangan seorang Pria dalam rombongan. Dengan cepat Andi melepaskannya.
Sedangkan Mamat saat lampu hidup menyinari. Si Mamat baru menyadari sedang memegang tangan seorang gadis yang juga sama-sama takutnya dengan Mamat. Kata Mamat sambil melepaskan tangan : "maaf, yaa.." Jawab gadis itu : "gak, apa-apa, mas.." Si Mamat beraksi : "Jangan Mas, dong.. Saya orang sini biasa dipanggil Mamat.." Jawab gadis itu : "Iya,Mat"
Tiba-tiba kali ini lampu itu mati lagi. Suara jangkrik dan kodok berganti dengan suara ular yang berdesis (Ssssst,Ssssssessstt). Lampu merah dalam pondok temaram seperti mendekat. Didalam ruangan yang gelap gulita para rombongan wahana rumah hantu sedang ketakutan dahsyat sambil membaca doa-doa yang mereka ingat.
Mamat yang jarang ngaji juga dalam keadaan tegang langsung ingat membaca doa. Si Andi yang berada dekatnya mendengar suara Mamat yang sedang membaca doa.
Kata Andi : "Mat, Eh, Mat.." Jawab Mamat dengan nada pelan : "Kenapa, Ndi.. Udah baca doa juga kaya gw.. Kayak orang disekeliling kita" Jawab Andi sambil berbisik juga : "Mat, memang gw juga jarang ngaji tapi setau gw yang lo baca itu Doa makan yang berapa hari yang lalu diajarin sama Ust.Soleh." Jawab Mamat : "Gw juga tau,Ndi.. Tapi gw gak ada yang hafal. Cuma satu ini aja yang gw hafal. Itu aja yang ada di kepala gw"
Cahaya merah temaram semakin mendekat. Hanya sinar merah saja yang terlihat dalam kegelapan. Kemudian lampu yang kedap-kedip itu lagi menyala. Dan suatu sosok besar berjubah hitam dengan wajah gelap dengan menggunakan kaca mata yang bersinar berdiri disamping mereka sambil berteriak keras : "Whoahaha...hahaha.haha"
Jalan setapak menuju ruangan sebelah yang sudah terlihat maka semua rombongan wahana rumah hantu berlari secepat-cepatnya keluar dari ruangan itu. Semua berlomba-lomba. Andi dan Mamat tidak mau kalah cepat karena sangat ketakutan.
Diruangan berikutnya terdapat setting tempat di pekuburan dengan beberapa kubur yang terbuka dengan mengeluarkan kabut asap. Ruangan itu adalah ruangan terakhir wahana rumah hantu. Ada suara burung hantu. Dan bergantian suara gagak dengan suara khasnya "koak-koak". Ada beberapa sesajen berupa nasi tumpeng dan beberapa pembakaran dupa. Pintu exit masih tetutup. Mereka harus melalui fase uji nyali yang harus mereka lewati sampai waktu berakhir.
Rombongan Andi dan Mamat terdiri dari pria dan wanita. Beberapa wanita sudah menangis. Bahkan ada pria juga ada yang sudah sangat ketakutan membendung air matanya yaitu Mamat. Ruangan terakhir itu dipenuhi lampu hijau gelap. Dengan beberapa lampu cahaya kuning yang menyinari batu nisan di kuburan.
Mamat sedang mengalihkan perhatiannya agar tidak ketahuan Andi bahwa dia tidak seperti para perempuan disekelilingnya yang menangis. Melihat sekeliling yang mencekam bisa terobati saat melihat cewe cantik yang tadi sempat berpegangan tangan dengan Mamat.
Karena kasihan Mamat dengan sifat pahlawan yang jalang yang pasti juga lari kalau takut atau alias besar omongan doang. Kata Mamat : "Ngomong-ngomong kamu siapa namanya ? " Jawab gadis itu sambil menangis kecil lalu berkata : "Tasya,.. " Jawab Mamat : "oh, nama gw Mamat. Gak usah nangis. Semua yang disini bohongan, kok.. Ngak usah takut lagi.."
Jawab gadis cantik yang bernama Tasya itu : "Aku memang takut, Mat.. Tapi aku sedih karena Hp aku tadi jatuh di ruangan gelap sebelah saat kita semua berlarian." Seluruh rombongan berjalan agaknya sudah lelah karena adrenalin yang terus memacu ketegangan mereka. Sekarang mereka berharap pintu keluar dibuka segera. Yang perempuan juga masih menangis tak keruan.
Dalam singkat suar bunyi burung hantu dan burung gagak berhenti. Tanah pada kubur yang tertutup bergoyang-goyang. Lalu kuburan yang dari tadi terbuka mengeluarkan sinar kuning terang. Ada teriakan bersama-sama dengan nada sayup-sayup berkata : "Tolong-tolong, kami. Kami tersiksa disini"
Suasana dalam rombongan kembali tegang. Mamat yang ingin mengambil kesempatan ingin sekali membantu cewe cantik yang bernama Tasya yang Hp nya jatuh di ruangan menyeramkan disebelah. Modus ingin membantu tapi ada motif udang dibalik batu. Tetap saja tidak membuat Mamat berani pergi seorang sendiri.
Kata Mamat kepada Andi : "Ndi, lo bukan penakut, kan?" Jawab Andi : "Iyalah... Lo gak ngelihat wajah gw datar melihat semua yang ada disini. Gw jadi bosen. Pengen keluar aja nyari jajanan diluar nanti." Padahal mukanya Andi sangat jelas sedang pucat pasih karena takut.
Pancingan Mamat kepada Andi berhasil. Kata Mamat : "Bagaimana klo kita iseng ngetes balik lagi ke ruangan sebelah." Andi mulai kebingungan. Kata Andi : "Buat, apaan..Mat. Gw bosen, ah.. Mau keluar. Disini gak ada yang bikin gw nakutin gw bahkan yang mendekati juga ngak ada sama sekali." Jawab Mamat memanas-manasin Andi : "Bilang aja, takut.."
Lalu Mamat malah berjalan ke arah ruangan sebelumnya tadi dan meninggalkan Andi. Melihat teman dekatnya si Mamat nekat balik lagi ke ruangan gelap tadi si Andi bingung. Sedang rombogan sudah dekat pintu exit dan tinggal menunggu waktu untuk dibuka.
Mamat sudah ada si ruangan dengan lampu kedap-kedip itu. Kata Mamat dalam pikirannya : "Aduh, mana si Andi biasanya dia ngikutin gw kemana aja. Kalau gw sendiri disini gw bisa mati beridir. Tega, lo..ya, Ndi sama gw. Gw kira kita saudara." Mamat mengeluarkan Hp nya mengarahkan ke lantai tempat Hp Tasya dikatakan jatuh.
Tapi Mamat tidak berani jauh-jauh. Dia tidak berani mendekati pondok yang berisi sesosok hitam dengan jubah hitam dan mata menyala merah. Yang bahkan mengagetkan mereka sepanjang ruangan dengan latar hutan-hutan itu. Mamat hanya mencari disekitar itu-itu saja.
Andi yang tidak ingin dibilang pengecut. Masuk ke ruangan Mamat berada. Mamat sungguh senang sekali. Kata Mamat : "Lo kira lo gak berani.. Terus mau ninggalin gw." Jawab Andi : "Ngapain takut.. Ngak, mungkin gw ninggalin. Tadi kita kesini bareng. Gw numpang lagi sama motor lo. Gw gak bawa duit lebih jadi kita balik bareng dong"
Lagi kata Mamat : "Ok, klo begitu..Ndi, lo mau bantuiin gw, kan.. Tolong cariin Hp yang jatuh disebelah sana kalau gw nyari disebelah sini" Mamat menunjukan daerah yang dia tidak berani dekatin dari tadi.
Tanya Andi : "Hp lo jatuh, Mat.." Andi langsung bersemangat mencarinya. Jawab Mamat : "Bukan gw nyariin Hp cewe cantik yang dekat gw itu. Hp nya jatuh saat lari-lari tadi,Ndi. Gw kasihan dia sedih banget"
Mereka berdua mencarinya. Lalu lampu padam lagi. Dan hanya sinar Hp Andi dan Mamat yang menemani mencari Hp cewe cantik yang berna Tasya. Andi yang mencari jauh berseberangan dengan Andi menemukan Hp itu didalam kegelapan. Dibelakang Andi terdapat cahay merah temaram mendekatinya. Mamat memberikan kode kepada Andi tentang itu.
Andi tidak menyadarinya. Ketika itu lampu masih belum hidup dan Andi belum sadar., Namum setelah lampu secara tiba-tiba hidup kembali, maka terlihatlah sesosok mahluk hitam dengan jubah dengan ditutupi lampu bercahaya merah pada sekeliling kelopak matanya. Andi terdiam terpaku membisu. Dengan wajah seperti kambing mau dikebiri.
Mamat membaca doa lagi secara khusuk lebih-lebih dari yang tadi. Dan itu doa makan yang tadi lagi sempat Mamat bacakan sebelumnya. Andi pingsan dan Mahluk besar dari wahana rumah itu kembali ke pendopo di tengah latar hutan kecil yang seram.
Melihat mahluk itu telah pergi si Mamat mendekati Andi yang sedang pingsan. Dibangunkannya si Andi lalu setelah tersadar dikantonginya Hp itu. Setelah itu Andi dan Mamat pergi ke ruangan terakhir tempat pintu keluar.
Disana rombongan sudah tidak ada. Mereka sudah keluar semua, karena pintu keluar sudah dibuka. Andi dan Mamat melihat pintu keluar sudah dibuka langsung berlari kesana tanpa melihat lagi kekiri dan kanan.
Dan setelah sampai diluar Mamat menemui Tasya yang dari tadi menunggu. Andi beridiri disamping Mamat. Kata Mamat : "Hp kamu ada aku temuin.. Ini" Andi mengeplak kepala Mamat, karena sebenarnya Andi yang menemukannya. Mamat mengambil dari kantong Andi dan menyerahkan Hp itu. Kata Tasya : "Terima kasih, Mat" Kata Mamat : "gak, apa-apa. Gw cuma membantu. Lain kali hati-hati ya, Tasya.. Oiya, ngomong-ngomong balik sama siapa ?"
Jawab Tasya : "Sendiri,Mat.. Deket kok rumahnya jalan kaki juga bisa." Kata Mamat : "Biar dianter aja. Gak, apa-apa.." Jawab Tasya : Memangnya gak buru-buru nantinya. Itu kan kamu sama temen kesini." Jawab Mamat : "Oiya, kenali ini namanya Andi." Lanjut Mamat : "Nanti Andi bisa nunggu kok.. atau Balik sendiri juga bisa, dia.. Udah giring kandang, dia"
Andi menendang kaki Mamat. Kata Andi : "Seenaknya aja lo, kuya.. Memangnya gw burung Dara" Lanjut Andi yang juga terkesima melihat paras Tasya yang cantik katanya : "Oiya, gak apa-apa.. Gw bisa balik sendiri." Sambil berbisik ke Mamat : "Kenalin gw sama adiknya, Mat.. Gw doain lo berhasil" Mamat mengacungkan jempol kearah Andi.
Akhirnya Tasya setuju dianterin Mamat. Sesampainya di rumah Tasya lalu Mamat disuruh masuk kedalam. Kata Tasya : "Mampir, Mat.. Ayo.." Mendengar itu Mamat langsung setuju. Lalu Mamat dipersilahkan duduk di ruang tamu. Kata Tasya : Teh atau kopi, Mat ?" Jawab Mamat : "Apa aja boleh.."
Keluar dari dalam kamar anak perempuan balita sambil memegang boneka menghampiri Mamat.. Kata Mamat : "Sini, ade.. Namanya siapa ?" Tasya keluar membawa teh untuk Mamat. Kata Tasya : " Salam..Om,..sayang"
Pikir Mamat : ("Tasya cantik banget jangan sia-siain nih kesempatan. Deketin adiknya juga biar bisa tambah dekat sama dia")
Kata Mamat kepada balita itu : "Namanya siapa,, cantik !!? Kamu umurnya berapa ?" Anak balita itu masih ragu dan karena baru kenal masih malu-malu. Jadi Tasya yang menjawab : "Nama aku Nisa, om.. Aku umur 2 tahun."
Mamat bertanya sama Tasya : "Lucu yah, adik kamu..?" Jawab Tasya : "Oh, ini bukan adik aku,Mat" Lagi Mamat bertanya : "Oh, keponakan.." Jawab Tasya : "Ini anak aku, Mat.."
Mamat mengharapkan bahwa Tasya adalah seorang yang memang dikirim Tuhan untuk dirinya. Saat mengetahui Tasya sudah punya anak si Mamat kecewa. Setelah Mamat mengetahui bahwa Tasya sudah memiliki anak, namun karena kecantikan wajah Tasya yang mampu mengalihkan dunia si Mamat, maka hal itu tidak membuat Mamat patah semangat. Pikirnya Mamat : ("ah, gak apa-apa. Gw rela kalaupun jadi nanti dia bawa anaknya. Yang penting jalanin dulu nyari kecocokan")
Tasya memanggil seseorang dari dalam : "Zal, Rizal..." Ada keluar anak laki-laki katanya : "Apa, kak?" Jawab Tasya : "Ini bawa si Nisa kedalam. Gak enak ada tamu"
Setelah anaknya Tasya dibawa masuk. Kata Tasya : "Diminum,Mat itu tehnya.. Kopinya abis." Jawab Mamat : "gak,apa-apa. Teh juga enak." Kata Tasya : "Saya berterima kasih banget tetang Hp itu ya, Mat" Jawab Mamat : "Dengan senang hati. Udah kewajiban untuk bisa membantu satu sama lain." Jawab Tasya : "Kamu baik banget, Mat."
Tanya Tasya : "Ngomong-ngomong kamu kegiatannya apa,Mat ?" Jawab Mamat : Kalau aku pemadam kebakaran. Kebetulan hari ini lagi off. Besok.minggu gantian jaga" Lagi tanya Mamat : "Kamu tinggal bertiga aja disini sama adik juga adik kamu ?" Jawab Tasya : "Engak, Mat. . Saya tinggal berempat sama Mas.Satrio. Biasa dia lagi bertugas. Paling sebentar lagi pulang" Tanya Mamat : "Mas.Satrio itu siapa ?" Jawab Tasya : "Mas.Satrio itu suami aku. Dia polisi."
Mendengar hal itu Mamat seperti kesamber petir. Bahwa dari tadi dia sedang didepan api unggun yang bisa membakar kalau terlalu dekat. Maka Mamat cepat-cepat menjauh agar tidak terbakar. Mamat berpamitan katanya : Tasya, saya pamit pulang, yaa..." Jawab Tasya : "Kok, buru-buru..Mat.. Katanya gak buru-buru ?" Jawab Mamat : "Iya tiba-tiba keingetan mau beli obat dulu buat Emak di rumah. Takut tutup toko obatnya." Lagi kata Tasya : "Diperempatan ada apotik kok, yang 24 jam buka." Si Mamat mengelak : "Ini adanya di toko obat. Ini obat herbal. Aku pamitlah. Gak, enak sama Emak kalau sampai lupa."
Lanjut Tasya : "Kamu gak mau nunggu Mas.Satrio. Saya mau ceritain bahwa kamu udah bantu saya tadi." Kata Mamat : "Sepertinya lain kali aja, ya..Saya lagi mau ada urusan dulu, nih.. Jadi gak bisa lama-lama"
Mamat naik motor dengan cepat lalu setelah menjauh dari rumah Tasya ia berjalan pelan. Selama perjalanan Mamat memaki diri sendiri. Karena setelah apa yang barusam terjadi membuat suasana hatinya suram. Akhirnya seperti orang gila si Mamat mengumpat dirinya sendiri. Katanya : "Bego, bego.. Dasar bodoh. Mamat bodoh"
Sesampainya di rumah. Mamat disambut Andi yang sedari tadi menunggu kabar dari Mamat. Andi ingin si Mamat bahagia. Kata Andi : "Bagaimana tadi, Mat" Jawab Mamat yang males bercerita sebenarnya. Katanya : "Yah, begitu..deh" Andi penasaran : "Begitu,deh.. Apaan gak jelas, lo..Mat !! Kalau ada adiknya Tasya kenalin, lah sama gw. Biar gw juga bisa punya cewe cantik juga,Mat"
Jawab Mamat yang suasana hatinya tidak baik. Katanya : "Ada adiknya namanya Rizal." Kata Andi yang juga jadi kesal : "ah, lo..gak asik. Masa yang namanya Rizal lo masih ke gw. Gw masih normal, Mat"
Lagi kata Mamat : "Pokoknya yang namanya Tasya udah gak usah diomongin lagi.." Tanya Andi : "Lah, kenapa..Mat ? Tasysa masih muda cantik terus ramah lagi.. Gw deh, sini yang deketin. Lo izinin gw ya?" Kata Mamat : "Lo izin aja sama suaminya jangan sama gw" Jawab Andi sambil membuka mulutnya sangat lebar : "Haaaahhh"
Baru Tahu
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
4:51 PM
Rating:

No comments: