Sedih bila terjatuh, dan sangat mengesalkan bila tidak ada yang menolong. Bagi yang kuat bangkit berdiri kembali, semua terasa tertatih-tatih. Untuk kembali ke posisi dimana pernah kita lewati, tetapi terasa susah sekali. Dalam segala upaya dengan tenaga yang tersisa, akhirnya kita merasa terjebak. Dan kemudian terpaksa ikhlas, kemudian entah dari mana datang sebuah jalan terang untuk bangkit, sehingga akhirnya kita memperoleh sebuah tempat baru yang tidak kalah elok dari keadaan sebelumnya.
Anggap ada orang yang bernama Budi, pergi belajar ketempat yang bernama Baik, disana dia diajarkan untuk meraih kebahagian hidup untuk meraih sukses. Setelah Budi lulus, akhirnya dia pergi untuk berjelajah ke sebuah tempat yang disebut Dunia Fana. Budi mengetahui pokok-pokok baik bagaimana untuk menyiasati hidup untuk meraih kesuksesannya. Dia bertemu kawan penipu, namun dia bisa mengatasinya dengan menunjukan bahwa dia lebih pintar darinya. Dia bertemu kawan yang suka mencuri, meski barangnya sering dicuri, kemudian dia membuat malu kawannya itu saat terjebak, dan ketahuan, sehingga akhirnya si pencuri mundur teratur, dan pergi, karena dimusuhi oleh si Pencemooh.
Terhadap si Pencemooh, Budi tampak gerah, dan sudah lelah, dengan ocehannya, dan kegemaran Pencemooh yang suka mengejek setiap orang. Kemudian si Budi, mengenalkan si Pencemooh kepada temannya si Pemarah, dan akhirnya terjadi keributan antara Pencemooh vs Pemarah. Dan si Pencemoooh digagahinya, kemudian menjadi malu, dan akhirnya sikapnya berubah menjadi pendiam diri.
Terhadap kawannya si Pemarah, si Budi sering menjauhinya, sampai suatu kali, si Pemarah sangat marah, karena sering dijauhi. Dan pada satu kemarahan itu, dia tidak menjawab apapun, hanya diam. Sehingga akhirnya si Pemarah lelah. Dan pada suatu kali, si Budi yang sedang berjalan sendiri, dikerjai oleh si Perampas yang adalah temannya Pemarah. Dan setelah ditinggalkan sendirian. Budi menangis, karena dirinya terjebak dalam yang selalu tidak baik baginya.
Kesusahan itu terjadi, karena Budi lupa bahwa dunia ini hanya fana, berteman dengan mereka hanya akan semakin menderita. Setiap orang mempunyai sifat-sifat jelek itu dalam dirinya. Hanya ada kadar yang ditekan, dan ada yang diekspresikan. Dari tempat itu, akhirnya Budi memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat yang disebut Benar. Sehingga akhirnya disana, si Budi terasadar bahwa semua itu sia-sia, dan yang benar adalah semua harus menyerahkan diri kepada hal yang utama. Dimana hal Benar adalah yang tak tergantikan, yang akan teguh, dan bisa diandalkan. Bila ada perbantahan, maka hal yang Benar selalu diandalkan, selalu menciptakan keadilan, meskipun ada yang iri, dan mau menang sendiri sering memaksakan. Hal yang benar selalu tegas, dan memunculkan kebaikan itu sendiri pada akhirnya.
Dahulu Budi senang dengan hal yang baik saja. Seperti itulah Filsafat hidup yang kosong (Baca Kol 2:8). Kata-kata motivasi, dan aturan hidup yang nampaknya indah, sehingga setiap orang yang punya Ahlak (Budi) merasa itu hal yang sudah benar, akhirnya mereka tidak menyadari mereka telah terjebak. Apalah arti hidup kalau hanya katanya, atau hanya dongeng, lebih lagi sebuah desas-desus saja, tetapi tidak ada pembuktian jelasnya. Apakah benar ? Sebuah aturan hidup yang dipercaya dari nenek moyang kita telah membawa semua kepada impian hidup yang berkeadilan, dan berbahagia untuk semua kalangan. Pengkhotbah 3:16 "Ada lagi yang kulihat di bawah matahari: di tempat pengadilan, di situpun terdapat ketidakadilan , dan di tempat keadilan, di situpun terdapat ketidakadilan.
Jadi untuk apalah hidup, kalau yang kita peroleh hanya sebuah hal yang dipandang sebentar saja namun nantinya jadi sia-sia saat semua sudah tidak ada, atau terpaksa kita meninggalkannya. Sesuatu yang benar mengandung sebuah hal indah, karena tidak akan sia-sia saat kebenaran itu diungkapkan. Seperti sebuah hadiah yang telah disembunyikan untuk diberikan tepat pada waktunya. Tidak ada jalan menuju kebenaran selain Yesus (lih. Yoh 14:6). Carilah jalan itu maka dalam Budi pekerti ada kebenaran yang sudah pasti mengandung kebaikan. Bukan hanya kebaikan dihati, tetapi kebaikan jalan-jalan hidup yang lurus yang lapang, dan mudah untuk dijalani. Sebab kebenaran itu yang mengokohkan kita nanti, setelah sepanjang waktu yang lalu kebenaran itulah yang sangat setia menemani.
Tuhan Yesus Kristus sang Juruslamat kami yang bangkit, hidup, dan menang, tolong kasihani aku dombaMu yang lemah ini. Kedalam tanganMu kuserahkan masa depanku. Amin .
11:37 02/07/2020
No comments: