Selamat Datang

Aku berharap bebas menceritakan segala cerita untuk ku persis seperti saat mata ku memandang dunia

Semua ada waktunya, semua ada masanya, dan bukan hanya sekedar kehidupan rohani saja, tetapi karena masih hidup di dunia, kita perlu seimbang adanya. Tubuh kita dilumuri oleh niatan dosa. Sangat mudah melakukan kejahatan, meski seorang anak kecilpun tidak diajarkan, tetapi saat keadaan terdesak, otomatis kebohongan dimulai.

Tentu ada yang mencoba rohani sekali hidupnya, tetapi pasti sangat tersiksa melihat kejahatan dunia, ketidakadilan yang terjadi didalamnya. Semua falsafah, kutipan, dan buku-buku penunjang untuk memperolah keberhasilan, kebahagian, dan segala hal lainnya yang berhubungan dengan kesuksesan hanya sekedar bisa menjadi pendamping, bukan penjamin keberhasilan.

Sebab nyatanya kita terbelenggu kepada sebuah keberpihakan, dimana ketika kita ingin mengejar keduniawian berupa materi, maka dalam artian cinta uang, disitulah akar kejahatan dimulai. Seseorang diperhamba untuk memperoleh lebih, dan tidak akan pernah merasa cukup. Atau jika kita ingin mengejar kerohaniawan, yang terjadi adalah pilu, sendu, sedih, sebab memang demikianlah Alkitab mengisahkan berbagai kisah para orang percaya hidup ditengah-tengah mereka yang tak berpegang pada yang akan menyelamatkannya kelak setelah usai tutup usia di kehidupan.

Timbangan menyatakan sebuah takaran berat atau ringan melalui patokan kedua sisinya. Mereka yang berlelah lelah melayani Tuhan, sering menderita akan kekurangan sebab pembandingnya adalah mereka yang hidup berkelimpahan. Jujur sampai sekarang Firman Tuhan bekerja pada ku, yang mana tidak pernah anak Tuhan meminta Roti/ makan, tetapi kemudian bila pembandingnya adalah mereka yang diluaran sana, nyata bahwa anak-anak Tuhan sering ketinggalan. Bayangkan saja kita disebut domba ditengah serigala. Dalam keadaan tenang makanpun, pikiran bisa melayang akan sebuah ancaman serangan yang bisa menewaskan kita seketika.

Nyatanya Tuhan bilang bahwa Dia gembala kita, bukan sembarang orang tetapi pencipta Alam semesta ini penjaga kita. Dini hari subuh ini, aku mengulang sebuah keyakinan yang terus berulang, diulang-ulang. Yaitu aku masih ingin mencoba sesuatu untuk sekedar menyeimbangkan. Dalam diriku, sekarang kita harus coba nyatakan sebuah keseimbangan, yaitu dengan menaruh setiap kebaikan dalam setiap kejahatan yang telah kulakukan. Entah itu baik atau tidak, namun apalah arti cara lain yang telah gagal, namun aku untuk kali ini sekedar lagi mencoba.

Ada baiknya dalam setiap prosesnya kita tidak pernah sempurna, sebab selalu ada saja kalau malam aku menginstropeksi diri tentang apa yang salah hari ini, dan ternyata masih kelolosan sebuah cacat didalamnya. Belum ada hariku sempurna, semua penuh salah, yang tentu bisa dinyatakan dosa, namun Tuhan tidak membiarkan aku beroleh kusut semerawut, sebab dalam hati ku ada sebuah cahaya bahwa asal bukan sesuatu yang didalam Tubuh kamu serahkan pada lawan Mu si Iblis yang sedang mencoba mencari buruannya dengan kekejamannya. Maksudku, bila ada yang dari pada kamu membaca ini, dan membaca Alkitab pasti tahu akan hal itu. 

Ya, Tuhan bilang kita merdeka, tetapi itu dalam Roh. Sebab tubuh kita penuh dosa, dan bila ingat hal yang paling berbahaya adalah lidah kita. Kalau kita balik pada Alkitab, mata pelita tubuh gelap, lidah dinyalakan api neraka, telinga siap mendengar kejahatan, kaki bersegera melakukan dosa, semua hal lainnya tidak ada yang benar kalau tidak dipersembahkan pada Allah untuk dikuduskan bagiNya.

Maksudku biar ini tidak panjang lebar, ya... Jangan takut bahwa kita salah, ya aku berdoa dan percaya Dia mengampuni kita. Cuma pegang kunci pokoknya yang prinsip dan tidak boleh dilanggar dari pada Perintah Nya, maka upah kita nanti gak sia-sia. Oleh karena itu isi hidupmu dengan kasih karunia akan ingatan tentang kasih Firman Tuhan didalamnya, lalu pergilah berjuang melawan keduniawian, tetapi jangan sedih bila ternyata hasil akhirnya masih sama. Ingat hey  Alfi... Si penulis yang sebenarnya sekedar ingin menulis diary namun jangan biarkan orang mengerti apa yang sedang terjadi ; bahwa aku tahu bahwa aku ini mencari harta di surga, tetapi mengikat mamon di dunia. Mungkin jahat terdengarnya, tetapi ketahuilah bahwa domba  Tuhan diajarkan untuk melawan, dengan moto licik seperti ular, tulus seperti merpati. Ayo, Hey Alfi tanduk semua dengan tanduk mu sebagai domba. 

Namun pada itu, janganlah kamu juga memaksakan diri untuk melawan, sebab tujuan melawan hanya memperlambat dia penyerangmu, sehingga datang Dia yang perkasa untuk menyelamatkanmu. Tuhan dalam gelap aku berdoa memohon terang, dalam tekanan serangan ; aku mohonkan kelepasan, dan biarkan dalam kecukupan bukan kelebihan ; aku hidup tenang, sebab Engkau yang menuntunku,  



 

Reviewed by Alfiyanto.J.S on 2:25 AM Rating: 5

No comments: