Kita mulai lagi kali ini sebuah kronologi, tentang permulaan dari diri sendiri. Sehingga setelah naik, turun pada hari-hari lalu, maka bukan masalah berat yang menjatuhkan curah pada ku tadi. Hanya sebuah proses berkesinambungan dari sentuh malam lapar, tapi terusnya di esok hari juga, terus pada pagi, lalu dalam keaadaan ingin menutup, malah petang tiba, kembali aku yang cuma menemui sedikit kendala, jadi mengizinkan MATA, lalu hal berikutnya adalah aku menulis kembali pada lembaran digital yang telah lama ingin ku tuntaskan, sebab bukan hal menarik lagi. Hanya sekedar catatan untuk menyatakan keputusan batin, seperti sebuah tekad, tapi semua masih belum bisa terwujud nyata.
Hai, tubuh ku, Hai, jiwa ku, Hai, roh ku, tidak kah kamu tahu bahwa ada Roh Perkasa tinggal menjaga, dan memateraikan ku ? Tidak kah kamu takut, bahwa dengan demikian kita yang kecil bukan apa-apa, telah memperlihatkan sesuatu sungguh tak pantas dikatakan lagi, sebab semua sudah terbuka, tak bisa ditutup-tutupi lagi ?
Atau kah memang kali ini aku sendiri sudah tak perduli ? Baik lah, kita ingat tentang hari-hari lebih kejam dari tahun kekelaman, yakni saat diri ini terbaring, lalu kepala ku diinjak-injak kaki berukuran panjang sekitqar 80 cm. Dimana pada malam-malam kesakitan pada waktu lalu, aku berikhtiar bahwa bila dikembalikan seperti sedia kala, akan bersemangat, meski apapun menghadang.
Oh, jangan jadikan alasan keterpurukan cuma punya uang sepeser, kamu terus terlibat kebalikan. Tidak ada satupun MATA, Sentuh, Curah, bisa menyelamatkan !! Tak ada satu pun keringat, dan susah payah kata-kata mampu menyembuhkan !! Tak ada satu pun tangisan, mampu memulihkan !!! Tidak !!! Tidak !!! Tidak !!! Bahkan bila berandai-andai, aku punya tersebut yang rasanya menjadi alasan berulang demikan, nampaknya suatu kali aku celaka juga. Sebab sudah jelas aku tak pernah mencintai diri ku sendiri, sebab aku berbohong pada ku, dan kemudian pada Nya yang mengasihi ku. Oleh karena kemurahan Nya, aku harus sadari, yaitu sekarang aku telah dikasih kebebasan untuk memilih.
Ingatlah masa ini, syukuri sebab memang belum sempurna, tapi sudah sesuai yang kau mau. Meksipun keadaan tak bisa aku kendalikan, namun tetap saja harus sadar, bahwa diri ini belum bisa dipantaskan untuk segala apapun yang ku ingini. Lihat saja bahwa meski kecil lemah, namun semua cukup, asal jangan banyak menuntut. Haruslah diri ini sadari untuk tetap berjalan berketetapan seperti seorang anak Laki-laki Tuan segala Tuan. Tak pernah ingkar janji, ingat bukan hanya untuk orang lain, tetapi pada diri sendiri, yakni musuh paling tersembunyi.
Kesukaran, dan ketidak sesuaian adalah bagian yang mau men-sah-kan kita sebagai milik Nya, supaya dipersiapkan untuk terus disayangi Nya. Jangan ikuti kemauan nya yang bukan keperluan wajib sebagai manusia, jangan biarkan mengandai-andaikan hal jauh dari kenyataan, ingatlah, dan beri diri sadar, yakni dalam segala hal, kalau dikerjakan dalam ucapan syukur, meskipun kondisi tersakiti oleh keadaan, maka akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Coba pikir, siapa yang bisa lawan ku dalam keunggulan yang Tuhan sudah berikan pada ku, tak ada ; walaupun tak ada yang mengakui, sebab si Jahat, dan dunia sedang memanipulasi, tapi kamu sudah diperlengkapi sebagai senjata mahal berupa tongkat kecil pemerintahan pada porsi disekitaran mu, yang mana siapapun yang berhadapan melawan mu akan gugur, beberapa mendapat malu, sebagian mati, sisa-nya hidup dalam teror, ada yang menjadi ketakutan, tak sedikit yang tersiksa dalam menjalani hari.
Syukuri lah itu... Janganlah mengulang lagi. Apakah aku harus kembali memarahi mu ? Atau perlu kah bertangis-tangisan lagi ? Apakah metode puasa ampuh bagi ku ? Apakah permandian sebagai simbol pembasuhan bisa membebaskan ku ? Apakah seolah perjamuan minum, dan makan bisa mengangkat ku untuk lebih tinggi meningglkan masalah ku yang satu ini ?
Jawaban nya : Tidak !! Sebab orang hidup berdasarkan iman, tapi tanpa perbuatan adalah hakekatnya mati, dan nol besar. Jadi setelah begitu dipulihkan dari berbagai macam hal, meskipun tak semua sudah tuntas, tapi yang prioritas selalu ada, karena kita sudah dicukupkan, meskipun kalau membandingkan yang setara aku seperti nya aku berkekurangan, tapi ingat hidup itu harus dibagi-bagi dalam sebuah porsi kebutuhan utama. Maka jawablah pertanyaan ini sebelum aku mengakhiri dengan damai, agar diri ini tidak bertengkar lagi.
Apakah yang kamu mau ?
Jawab ku : "Aku mau Tuhan"
Coba jelaskan ?
Jawab ku : "Aku ingin bahwa diri ini ditentukan jalan ku oleh Nya, ditenangkan hidup ku menurut kehendak Nya.
Tolong berikan rincian kejelasan nya ?
Jawab ku : "Aku malu ungkapkan itu, tapi kamu hai diri ku pasti tahu"
Kalau begitu aku anggap sudah dapatkan hal tersebut, tapi apakah Tuhan pernah lalai ?
Jawab ku : "Tidak, untuk pertanyaan ini aku mau ceritakan sedikit. Pada saat aku mau lahir, seperti yang pernah aku tuliskan bahwa aku berbeda. Datanglah diri ku digandeng tangan oleh seseorang yang lebih tinggi dari ku. Dikirim nya aku masuk dalam satu bejana untuk mengisi kehidupan dalam tubuh, lalu lahir tak menangis, kemudian dipukul barulah terdengar suara tangisan ku. Selanjutnya dalam jalan hidup ku, semua seperti mengalir, memang menurut ukuran nya tak bisa dibilang bahagia, tetapi ada sedikit tanda ajaib dalam proses nya, seperti tak mempan semua kuasa jahat, meskipun aku sering dijahati oleh yang tak ku tahu. Bahkan sampai pada umur sekitar ini, memang pernah terkena serangan dahsyat, tapi aku hidup, dan musuh-musuh ku selalu jatuh seperti yang aku ceritakan tadi. Namun begitu memang terkadang aku seperti merasa sendiri, cuma saja sekarang aku ingin tak lagi memulai pikiran bodoh itu, sebab ternyata aku pernah dalam keadaan mode auto-pilot, bahwa masalah yang datang, tak bisa ku kendalikan, diselesaikan oleh Nya dengan cara yang tak ku mengerti, sebab aku pernah mengendarai sesuatu, berbelok kesana-kesini, namun aman terkendali. Khusus untuk urusan hidup, sepetinya aku dijagai untuk tidak mati, meskipun kalau diingat banyak juga yang menginginkan kematian ku dulu-dulu. Terlebih lagi ini yang paling banyak terjadi, bahwa Tuhan tidak pernah mau membiarkan si Iblis jahat untuk mempermalukan aku, meskipun ada momen nya, tapi semua diubahkan bagi, dan hanya untuk ku.
Kalau begitu sekarang, aku sudah pada sampai titik jenuh ; dimana proses masalah kecil ini merembet kemana-mana ke pemikiran kejahatan yang tak berpengaruh langsung lagi pada tubuh, tapi celah disisi lain, yakni hal yang mempermalukan diri sendiri ; sebab sepertinya Tuhan melarang Iblis mempermalukan ku, tapi si Jahat itu ingin membuat ku malu pada diri ku saja, dan rasanya sakit, sebab seperti ingin menanggalkan hal tak diingini, tapi melekat erat, dan susah sekali. Hanya saja sekarang pembelajarannya sudah penuh, proses nya sudah lebih baik, sehingga yang terakhir Tuhan tidak lagi membiarkan ini urusan tentang si Iblis, tapi dikembalikan pada ku, dan menunggu ku.
Jadi inilah perkataan dalam iman yang mau aku ungkapkan pada ku "Tuhan, terima kasih atas pengampunan Mu, dan penyertaan Mu ; kali ini aku berproses dibenarkan lagi, diperbarui lagi, sehingga bukan lagi untuk titik kembali suatu saat nanti, tapi mau berteguh hati untuk akan terus mengucapkan syukur senantiasa hari-hari ke depan bahwa Engkau telah membuat ku sedemikian Indah, dan Baik, meskipun ujian yang ku lalui sering hasil, akhirnya mengecewakan. Tetapi kali ini aku ingat bahwa Engkau tak menuntut, dan tak membiarkan aku dituntut oleh si Iblis jahat, maka dalam pilihan yang tersedia ; aku cuma mau memilih Tuhan"
New Justified
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
7:51 PM
Rating:

No comments: