Hari ini adalah hari Andi
dan Mamat akan berangkat naik gunung Semeru mengikuti acara pelantikan Klub
Karate. Jumat ini Andi dan Mamat berangkat sekolah seperti biasa, namun tas
yang mereka bawa adalah tas carrier (untuk naik gunung). Saat jam pelajaran dimulai
baru beberapa menit, Andi dan Mamat dijemput Rocky ke kelas. Kata Rocky ke Guru
Matematika Pa.Edo : "Permisi..Selamat
Pagi,Pak" Jawab Pa.Edo : "Iya, Eh..Kamu Edo. Selamat
Pagi. Ada apa ?" Jawab
Rocky : "Saya meminta
izin,Pak. Saya membawa surat izin dari Kepala Sekolah untuk anggota Klub Karate
agar diperbolehkan meninggalkan kelas karena akan mengikuti kegiatan seperti
yang tertera di surat tsb. Silahkan,Pak."
Lalu Pa.Edo membaca surat
tersebut. Kemudian berkata kepada Rocky : "Oh,
Silahkan.. Saya akan selalu setuju. Termasuk akan mendukung acara apapun itu
selama selalu bisa memberikan kontribusi yang baik bagi sekolah kita yang
tercinta. Silahkan panggil saja teman kamu yang akan mengikuti kegiatan
itu." Lalu kata Rocky : "Baik,Pak" lanjut katanya lagi : "Tristan, Andi, Mamat." Lalu melihat itu Pa.Edo bertanya ke
Rocky : "Itu Andi dan
Mamat juga ikut,Rocky ?" Jawab
Rocky : "Iya, Pa. Mereka
anggota baru Klub Karate sekolah kita. Dan termasuk yang mendapat izin dari
kepala sekolah juga"
Merasa heran dengan hal
tersebut Pa.Edo bertanya kepada Andi dan Mamat, katanya : "Kalian berdua ini saya tidak
menyangka bahwa kalian punya bakat jadi olahragawan. Tapi ngomong-ngomong
kalian berdua sudah mengerjakan PR Matematika yang saya berikan kemarin ?" Jawab Mamat : "Belum,Pak." Lagi jawab Andi : "Iya, Saya juga tidak bawa
buku,Pak." Tanya Pa.Edo
ke Tristan : "Kalau kamu,
Tristan ?" Jawab Tristan
: "Saya sudah
mengerjakannya,Pak. Sudah saya titipkan ke Mario."
Pa.Edo mengerutkan
dahinya, katanya : "Kalian
berdua memang.. Kali ini saya biarkan kalian lolos dari hukuman, tetapi lain
kali saya akan membuat hukuman 2 kali lipat, karena hari ini kalian tidak
mengerjakannya." Mendengar
itu jantung Mamat berdebar kencang karena dia tidak ingin lagi membuat Ibunya
sedih karena dirinya tidak berubah, kata Mamat : "Terima kasih,Pa. Lain kali
itu tidak akan saya lupa mengerjakan Pekerjaan Rumah saya." Jawab Andi : "Saya sama,Pak" Teman-teman di kelas melihat Andi dan
Mamat terheran-heran. Bahkan sekilas Mamat melihat Michel gadis yang disukainya
tersenyum lebar. Sedangkan si Boy seperti menggerutu tidak keruan karena iri
melihat mereka menjadi perhatian sekelas.
Kata Rocky : "Baik,Pa.Edo saya mau pamit
izin karena ada yang perlu kami urus lagi." Jawab Pa.Edo : "Silahkan, Rocky.. Sukses
acaranya ya. Dan hati-hati." Jawab Rocky : "Terima kasih,Pa.
Amin" Sedang Mamat
mengangkat tas lalu ia berkata ke Pa.Edo : "Assalamu
alaikum !!" Dengan nada
keras seperti sedang meledek Boy yang raut muka nya terlihat tidak suka. Jawab
Pa.Edo : "Waalaikumsalam"
Di Dojo tempat latihan
Klub Karate semua anggota Klub Karate berkumpul. Mereka sudah siap untuk
berangkat ke Stasiun Kereta. Dengan menggunakan Bis kota mereka berangkat
menuju Stasiun Kereta Senen. Para Anggota Klub Karate menaiki Bis yang sama.
Bis itu menjadi penuh penumpang setelah semua rombongan Klub Karate. Jalan kota
Jakarta seperti biasa macet membuat rasa panas terik matahari semakin membuat
penumpang kegerahan.
Ketika Bis itu berjalan
pelan, karena sedang macet-macetnya. Sepanjang perjalanan banyak sekali
pengamen yang berseliweran karena ini memang jamnya pengamen. Saat itu adalah
jam 1 (satu) siang, tiba-tiba masuklah seonggok makhluk hidup yang disebut
Banci. Mereka itu adalah kelompok yang mempunyai bentuk tubuh
seperti lelaki dengan memakai make up dan bedak tebal yang gak
ketulungan.
Mereka berjumlah 4 (empat)
banci. Disana mereka itu hadir di Bis Kota semakin membakar lebih panas
daripada tempat sauna. Pada saat itu mereka naik salah satu dari mereka
memperkenalkan diri, Kata Banci yang memiliki tinggi dengan bulu yang lebat
sekali : "Assalamualaikum,
misi para penumpang. Permisi numpang-numpang ngamen buat mencari uang" Pertama kali mereka semua menggerakan
suara kecrek (Tamborine) dengan semangat sekali. Kemudian banci itu mulai
mengamen sambil menari. Dan salah satu Banci yang bertubuh hitam sekali
bergerak berjongkok, berdiri berulang kali pada sebuah tiang di Bis kota.
Mereka bergaya yang sok asik lalu disertai godaan-godan binal seperta mata yang
berkedap-kedip konyol seperti orang kelilipan.
Kata Celvin seorang anak
kaya yang juga aggota Klub Karate dan belum pernah naik kendaraan Umum. Celvin
saat itu lagi kesal kepanansan : "Ngapain
sih itu orang ?" Jawab
Tristan yang duduk dibelakang Bis bersama yang lainnya : "Ah, Lo norak
banget..Vin. Itu Banci ngamen supaya para penumpang ngasih upah suka
rela." Jawab Celvin : "Oh, gw kira orang gila.
Joget-joget kaya cacing kepanasan"
Rombongan Banci itu mulai
bernyanyi dangdut dan diiringi gelak tawa seperti seorang perempuan yang
tersedak biji rambutan, sehingga suara yang dibuat-buat itu lebih menyerupai
ketawa kuntilanak yang lagi nangkring di pohon rambutan untuk menakut-nakuti
orang. Dan benar saja otomatis efek suara yang dihasilkan mereka memberikan
kejutan pada pendengaran penumpang.
Namun mereka memang
sudah lahir seperti dengan suara seperti itu. Lahir dengan suara dibawah
standar ditambah layaknya laki-laki yang memiliki karakteristik vocal berat
dengan jakun pada tenggorakan yang besar dibandingkan perempuan, maka suara
serak-serak yang mereka buat-buat itu malah mengeluarkan suara mistis yang
mencekam.
Andi yang juga duduk
dibangku belakang Bis terlihat pucat. Karena memang dia tidak suka naik Bis.
Setiap naik kendaraan umum dia sering merasa mual ingin muntah. Duduk
bangku didepan Andi ada Rodrik yang asik merokok. Kemudian Banci ketiga yang
bertubuh kecil tapi kekar berjalan kebelakang sambil menyanyi. Andi yang
mencium asap rokoknya Rodrik semakin nyata akan ingin muntah, suara Andi : "Uweek." namun Andi menahan diri untuk
memuntahkannya. Kata Banci ketiga itu secara mentah-mentah seraya berkata
: "Mas, itu ada orang
lagi Hamil jangan ngerokok,dong. Merokok dapat menganggu kesehatan janin.
Aku aja keguguran gara-gara pas hamil 2 (dua) bulan” Seluruh penumpang
di Bis kota itu mesem-mesem, dan ada yang tertawa tetapi sambil ditutup-tutupi.
Mungkin banci inilah satu-satunya Banci didunia yang sudah mengalami evolusi
sehingga bisa memiliki janin. Dan setelah itu Rodrik mematikan rokoknya.
Posisi banci yang
bertumbuh tinggi dan dan Banci yang berbadan sangat hitam serta satu lagi
Banci keempat yang perutnya buncit masih bernyanyi didepan tetapi hawa horror
sudah membuat bulu kuduk Mamat merinding. Mamat paling alergi sama namanya
Banci. Dia tidak takut bila bertemu hantu ataupun setan tetapi bila bertemu
mahkluk yang satu ini dia tiba-tiba terdiam.
“Ayo goyang dumang….
Tekewer kewer.. Biar hati senang, pikiran tenang, Galau jadi hilang.. Preeet.
Ayo goyang dumang Biar hati senang.... Tekewer-kewer. Semuuaa masalah jadi
hilaaang” Mereka menyanyikan lagu dangdut dari Cita
Citata yang berjudul Goyang Dumang dengan sound efek tekewer-kewer. Sontak itu
membuat gelak tawa rombongan Klub Karate, namun ternyata hanya Mamat saja yang
terdiam.
Karena lagu sudah hampir
selesai, maka salah seorang banci itu mulai meminta uang kepada para
penumpang. Belum sempat selesai tertawaan dari Anggota Klub Karate
disudahi, kemudian sambil meminta uang Si banci yang berperut buncit bertanya
kepada seorang penumpang muda yang cantik dan duduk didepan.
“Kok.. Sendirian, Mba.
Suaminya kemana ??” tanya Banci berperut
buncit dengan suara mistisnya.
“Suami saya mati ketabrak
pesawat” jawabnya dengan nada kesal.
"Ih, Mba. biasa aja
keleus jawabnya. gak usah sedih gitu mukanya !! Biarin aja masa yang telah
lalu." Ledek sang Banci
Sang banci pun terus
berjalan meminta uang kepada para penumpang sampai akhirnya sampai di deretan
belakang. Melihat Celvin yang putih dan ganteng Si banci langsung menggodanya “Hai... Ganteng. Kemana aja ??
Sombong banget sih, Sms sama BBM gak dibales” Si Banci menggodainya dengan suara
mendesahnya. Dengan kecerekan masih terus dia mainkan, Celvin tidak meresponnya
sedangkan Tristan yang duduk disampingnya langsung memberikan uang 10ribu
karena kalau terus kelamaan si Celvin bisa terus digodai si Banci.
Melihat dikasih uang cukup
besar si Banci senang sekali : "Waduh,
Kamu lebih ganteng,deh.. Terus baik lagi.." Si Banci mengeluarkan nada ciuman ke
arah Tristan "Muaaach" Di bangku lainnya Mamat yang sedari
tadi hanya diam seperti ingin menyembunyikan badannya yang kecil. Entah dia itu
diam karena malu melihat kecantikan Para Banci atau memang diam karena takut.
Sedari tadi itu Mamat merem dan sesekali melirik-lirik. Kata si Banci yang
sedang meminta upah hasil dia mengamen : “Eh,kamu yang di pojok diem
aja ntar saya sedot loh darahnya” Gertakan si Banci membuat Mamat
semakin jatuh mentalnya. Ketika disodorkan kantong plastik tempat menaruh uang,
ternyata tangan Mamat sudah kaku, padahal Mamat sudah menyiapkan uang recehan
dalam gengaman tangannya.
Andi mengerti bahwa Mamat
sedang dalam keadaan takut setengah mati, jadi kata Andi : "Maaf, aja. Om.." Mendengar perkataan si Andi, lalu si
Banci berperut buncit itu terlihat kesal sekali. Matanya melotot. Rodrik
melihat itu sebagai ancaman, dan dia ingin seperti bangkit berdiri dari
bangkunya. Namun Sensei Koshashi yang duduk disamping Rodrik menahannya, dia
tidak jadi bergerak. Kata si Banci berperut buncit itu : "Kita semua udah cantik
maksimal begini, kok.. masih dibilang, Om" Mendengar itu para anggota Klub Karate
menurunkan tensi, karena bukan masalah uang tetapi kesalahan Andi memberikan
panggilan kepada si Banci. Kata Andi : "Oh,iya..
Maaf,ya..Tante. Lagi gak ada" Lalu
Banci itu tersenyum dan menjawab : "Nah,begitu
dong.. Iya. Aku kali ini aku maafin. Tapi lain kali awas lagi aku cubit
lho." Teriak Kenek Bis
yang sedang menghitung duit : "Aih,Mau
dong dicubit !!"
Setelah selesai meminta
uang kepada penumpang, teriak Para Banci yang mau turun dari Bis. Kata salah
seorang mereka : "Baaang,
Bang, kiri, Bang.." Setelah
mereka pergi aliran darah yang membeku pada tubuh Mamat mulai mencair. Kata
Mario yang juga rombongan Klub Karate : "Mat,Mat...
Kenapa lo tadi kaya patung ?" Jawab
Mamat : "Ah, udah ah..
Banci mana Tahan.." kata
Mamat dengan suara cewe yang dibuat-buat. Mendengar itu seluruh anggota Klub
Karate jadi tertawa.
Hanya beberapa menit
kemudian mereka telah sampai di Stasiun Kereta Senen menunggu kereta jurusan
Malang. Setelah menunggu beberapa saat Kereta Matarmaja tiba. Rombongan Anggota
Klub Karate menaiki kereta itu. Mereka masih disertai rasa antusias yang besar.
Namun kemudian Sensei Koshashi menyarankan mereka semua agar menyimpan tenaga
agara stamina mereka terjaga.
Takut Banci
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
1:02 PM
Rating:
No comments: