Selamat Datang

Aku berharap bebas menceritakan segala cerita untuk ku persis seperti saat mata ku memandang dunia

Takut Banci


Hari ini adalah hari Andi dan Mamat akan berangkat naik gunung Semeru mengikuti acara pelantikan Klub Karate. Jumat ini Andi dan Mamat berangkat sekolah seperti biasa, namun tas yang mereka bawa adalah tas carrier (untuk naik gunung). Saat jam pelajaran dimulai baru beberapa menit, Andi dan Mamat dijemput Rocky ke kelas. Kata Rocky ke Guru Matematika Pa.Edo : "Permisi..Selamat Pagi,Pak" Jawab Pa.Edo : "Iya, Eh..Kamu Edo. Selamat Pagi. Ada apa ?" Jawab Rocky : "Saya meminta izin,Pak. Saya membawa surat izin dari Kepala Sekolah untuk anggota Klub Karate agar diperbolehkan meninggalkan kelas karena akan mengikuti kegiatan seperti yang tertera di surat tsb. Silahkan,Pak." 

Lalu Pa.Edo membaca surat tersebut. Kemudian berkata kepada Rocky : "Oh, Silahkan.. Saya akan selalu setuju. Termasuk akan mendukung acara apapun itu selama selalu bisa memberikan kontribusi yang baik bagi sekolah kita yang tercinta. Silahkan panggil saja teman kamu yang akan mengikuti kegiatan itu." Lalu kata Rocky : "Baik,Pak" lanjut katanya lagi : "Tristan, Andi, Mamat." Lalu melihat itu Pa.Edo bertanya ke Rocky : "Itu Andi dan Mamat juga ikut,Rocky ?" Jawab Rocky : "Iya, Pa. Mereka anggota baru Klub Karate sekolah kita. Dan termasuk yang mendapat izin dari kepala sekolah juga"

Merasa heran dengan hal tersebut Pa.Edo bertanya kepada Andi dan Mamat, katanya : "Kalian berdua ini saya tidak menyangka bahwa kalian punya bakat jadi olahragawan. Tapi ngomong-ngomong kalian berdua sudah mengerjakan PR Matematika yang saya berikan kemarin ?" Jawab Mamat : "Belum,Pak." Lagi jawab Andi : "Iya, Saya juga tidak bawa buku,Pak." Tanya Pa.Edo ke Tristan : "Kalau kamu, Tristan ?" Jawab Tristan : "Saya sudah mengerjakannya,Pak. Sudah saya titipkan ke Mario."

Pa.Edo mengerutkan dahinya, katanya : "Kalian berdua memang.. Kali ini saya biarkan kalian lolos dari hukuman, tetapi lain kali saya akan membuat hukuman 2 kali lipat, karena hari ini kalian tidak mengerjakannya." Mendengar itu jantung Mamat berdebar kencang karena dia tidak ingin lagi membuat Ibunya sedih karena dirinya tidak berubah, kata Mamat : "Terima kasih,Pa. Lain kali itu tidak akan saya lupa mengerjakan Pekerjaan Rumah saya." Jawab Andi : "Saya sama,Pak" Teman-teman di kelas melihat Andi dan Mamat terheran-heran. Bahkan sekilas Mamat melihat Michel gadis yang disukainya tersenyum lebar. Sedangkan si Boy seperti menggerutu tidak keruan karena iri melihat mereka menjadi perhatian sekelas.

Kata Rocky : "Baik,Pa.Edo saya mau pamit izin karena ada yang perlu kami urus lagi." Jawab Pa.Edo : "Silahkan, Rocky.. Sukses acaranya ya. Dan hati-hati." Jawab Rocky : "Terima kasih,Pa. Amin" Sedang Mamat mengangkat tas lalu ia berkata ke Pa.Edo : "Assalamu alaikum !!" Dengan nada keras seperti sedang meledek Boy yang raut muka nya terlihat tidak suka. Jawab Pa.Edo : "Waalaikumsalam" 

Di Dojo tempat latihan Klub Karate semua anggota Klub Karate berkumpul. Mereka sudah siap untuk berangkat ke Stasiun Kereta. Dengan menggunakan Bis kota mereka berangkat menuju Stasiun Kereta Senen. Para Anggota Klub Karate menaiki Bis yang sama. Bis itu menjadi penuh penumpang setelah semua rombongan Klub Karate. Jalan kota Jakarta seperti biasa macet membuat rasa panas terik matahari semakin membuat penumpang kegerahan. 

Ketika Bis itu berjalan pelan, karena sedang macet-macetnya. Sepanjang perjalanan banyak sekali pengamen yang berseliweran karena ini memang jamnya pengamen. Saat itu adalah jam 1 (satu) siang, tiba-tiba masuklah seonggok makhluk hidup yang disebut Banci. Mereka  itu adalah kelompok yang mempunyai bentuk tubuh seperti lelaki dengan memakai make up dan bedak tebal yang gak ketulungan. 

Mereka berjumlah 4 (empat) banci. Disana mereka itu hadir di Bis Kota semakin membakar lebih panas daripada tempat sauna. Pada saat itu mereka naik salah satu dari mereka memperkenalkan diri, Kata Banci yang memiliki tinggi dengan bulu yang lebat sekali : "Assalamualaikum, misi para penumpang. Permisi numpang-numpang ngamen buat mencari uang" Pertama kali mereka semua menggerakan suara kecrek (Tamborine) dengan semangat sekali. Kemudian banci itu mulai mengamen sambil menari. Dan salah satu Banci yang bertubuh hitam sekali bergerak berjongkok, berdiri berulang kali pada sebuah tiang di Bis kota. Mereka bergaya yang sok asik lalu disertai godaan-godan binal seperta mata yang berkedap-kedip konyol seperti orang kelilipan. 

Kata Celvin seorang anak kaya yang juga aggota Klub Karate dan belum pernah naik kendaraan Umum. Celvin saat itu lagi kesal kepanansan : "Ngapain sih itu orang ?" Jawab Tristan yang duduk dibelakang Bis bersama yang lainnya : "Ah, Lo  norak banget..Vin. Itu Banci ngamen supaya para penumpang ngasih upah suka rela." Jawab Celvin : "Oh, gw kira orang gila. Joget-joget kaya cacing kepanasan" 
Rombongan Banci itu mulai bernyanyi dangdut dan diiringi gelak tawa seperti seorang perempuan yang tersedak biji rambutan, sehingga suara yang dibuat-buat itu lebih menyerupai ketawa kuntilanak yang lagi nangkring di pohon rambutan untuk menakut-nakuti orang. Dan benar saja otomatis efek suara yang dihasilkan mereka memberikan kejutan pada pendengaran penumpang. 

Namun mereka memang sudah lahir seperti dengan suara seperti itu. Lahir dengan suara dibawah standar ditambah layaknya laki-laki yang memiliki karakteristik vocal berat dengan jakun pada tenggorakan yang besar dibandingkan perempuan, maka suara serak-serak yang mereka buat-buat itu malah mengeluarkan suara mistis yang mencekam.

Andi yang juga duduk dibangku belakang Bis terlihat pucat. Karena memang dia tidak suka naik Bis. Setiap naik kendaraan umum dia sering merasa mual ingin muntah. Duduk bangku didepan Andi ada Rodrik yang asik merokok. Kemudian Banci ketiga yang bertubuh kecil tapi kekar berjalan kebelakang sambil menyanyi. Andi yang mencium asap rokoknya Rodrik semakin nyata akan ingin muntah, suara Andi : "Uweek." namun Andi menahan diri untuk memuntahkannya. Kata Banci ketiga itu secara mentah-mentah seraya berkata : "Mas, itu ada orang lagi Hamil jangan  ngerokok,dong. Merokok dapat menganggu kesehatan janin. Aku aja keguguran gara-gara pas hamil 2 (dua) bulan” Seluruh penumpang di Bis kota itu mesem-mesem, dan ada yang tertawa tetapi sambil ditutup-tutupi. Mungkin banci inilah satu-satunya Banci didunia yang sudah mengalami evolusi sehingga bisa memiliki janin. Dan setelah itu Rodrik mematikan rokoknya.

Posisi banci yang bertumbuh tinggi  dan dan Banci yang berbadan sangat hitam serta satu lagi Banci keempat yang perutnya buncit masih bernyanyi didepan tetapi hawa horror sudah membuat bulu kuduk Mamat merinding. Mamat paling alergi sama namanya Banci. Dia tidak takut bila bertemu hantu ataupun setan tetapi bila bertemu mahkluk yang satu ini dia tiba-tiba terdiam.

“Ayo goyang dumang…. Tekewer kewer.. Biar hati senang, pikiran tenang, Galau jadi hilang.. Preeet. Ayo goyang dumang Biar hati senang.... Tekewer-kewer. Semuuaa masalah jadi hilaaang” Mereka menyanyikan lagu dangdut dari Cita Citata yang berjudul Goyang Dumang dengan sound efek tekewer-kewer. Sontak itu membuat gelak tawa rombongan Klub Karate, namun ternyata hanya Mamat saja yang terdiam.  

Karena lagu sudah hampir selesai, maka salah seorang banci itu mulai meminta uang kepada para penumpang. Belum sempat selesai tertawaan dari Anggota Klub Karate disudahi, kemudian sambil meminta uang Si banci yang berperut buncit bertanya kepada seorang penumpang muda yang cantik dan duduk didepan.

“Kok.. Sendirian, Mba. Suaminya kemana ??” tanya Banci berperut buncit dengan suara mistisnya.

“Suami saya mati ketabrak pesawat” jawabnya dengan nada kesal.

"Ih, Mba. biasa aja keleus jawabnya. gak usah sedih gitu mukanya !! Biarin aja masa yang telah lalu." Ledek sang Banci

Sang banci pun terus berjalan meminta uang kepada para penumpang sampai akhirnya sampai di deretan belakang. Melihat Celvin yang putih dan ganteng Si banci langsung menggodanya “Hai... Ganteng. Kemana aja ?? Sombong banget sih, Sms sama BBM gak dibales” Si Banci menggodainya dengan suara mendesahnya. Dengan kecerekan masih terus dia mainkan, Celvin tidak meresponnya sedangkan Tristan yang duduk disampingnya langsung memberikan uang 10ribu karena kalau terus kelamaan si Celvin bisa terus digodai si Banci.

Melihat dikasih uang cukup besar si Banci senang sekali : "Waduh, Kamu lebih ganteng,deh.. Terus baik lagi.." Si Banci mengeluarkan nada ciuman ke arah Tristan "Muaaach" Di bangku lainnya Mamat yang sedari tadi hanya diam seperti ingin menyembunyikan badannya yang kecil. Entah dia itu diam karena malu melihat kecantikan Para Banci atau memang diam karena takut. Sedari tadi itu Mamat merem dan sesekali melirik-lirik. Kata si Banci yang sedang meminta upah hasil dia mengamen :  “Eh,kamu yang di pojok diem aja ntar saya sedot loh darahnya” Gertakan si Banci membuat Mamat semakin jatuh mentalnya. Ketika disodorkan kantong plastik tempat menaruh uang, ternyata tangan Mamat sudah kaku, padahal Mamat sudah menyiapkan uang recehan dalam gengaman tangannya. 

Andi mengerti bahwa Mamat sedang dalam keadaan takut setengah mati, jadi kata Andi : "Maaf, aja. Om.." Mendengar perkataan si Andi, lalu si Banci berperut buncit itu terlihat kesal sekali. Matanya melotot. Rodrik melihat itu sebagai ancaman, dan dia ingin seperti bangkit berdiri dari bangkunya. Namun Sensei Koshashi yang duduk disamping Rodrik menahannya, dia tidak jadi bergerak. Kata si Banci berperut buncit itu : "Kita semua udah cantik maksimal begini, kok.. masih dibilang, Om" Mendengar itu para anggota Klub Karate menurunkan tensi, karena bukan masalah uang tetapi kesalahan Andi memberikan panggilan kepada si Banci.  Kata Andi : "Oh,iya.. Maaf,ya..Tante. Lagi gak ada" Lalu Banci itu tersenyum dan menjawab : "Nah,begitu dong.. Iya. Aku kali ini aku maafin. Tapi lain kali awas lagi aku cubit lho." Teriak Kenek Bis yang sedang menghitung duit : "Aih,Mau dong dicubit !!" 

Setelah selesai meminta uang kepada penumpang, teriak Para Banci yang mau turun dari Bis. Kata salah seorang mereka : "Baaang, Bang, kiri, Bang.." Setelah mereka pergi aliran darah yang membeku pada tubuh Mamat mulai mencair. Kata Mario yang juga rombongan Klub Karate : "Mat,Mat... Kenapa lo tadi kaya patung ?" Jawab Mamat : "Ah, udah ah.. Banci mana Tahan.." kata Mamat dengan suara cewe yang dibuat-buat. Mendengar itu seluruh anggota Klub Karate jadi tertawa.

Hanya beberapa menit kemudian mereka telah sampai di Stasiun Kereta Senen menunggu kereta jurusan Malang. Setelah menunggu beberapa saat Kereta Matarmaja tiba. Rombongan Anggota Klub Karate menaiki kereta itu. Mereka masih disertai rasa antusias yang besar. Namun kemudian Sensei Koshashi menyarankan mereka semua agar menyimpan tenaga agara stamina mereka terjaga. 



Takut Banci Takut Banci Reviewed by Alfiyanto.J.S on 1:02 PM Rating: 5

No comments: