Mengecek sesuatu asli, baik, benar, palsu, buruk, salah harus ada cahaya terang. Membiarkan kilauannya terpapar ke objek yang dimaksud, maka akan membuat kegelapan mulai sirna, dan memunculkan rupa dari sebenarnya orang, benda, ataupun yang bukan orang.
Aku pernah dengar jika mata mu gelap, maka lebih gelap lagi cahaya yang ada dikehidupan seseorang. Tahanlah melihat hal yang jahat ; "hei, kamu yang menulis ini dikala gelap subuh untuk menunggu terbitnya terang".
Setiap terjadi pengulangan, setiap ada sebuah kesalahan, akar masalahnya selalu dalam gelap, jauh terpapar terang. Sebenarnya diri ini harus sering diajak bicara terang-terangan, tetang apa yang benar baik bukan sekedar sebentar jatuh, bangkit, beriman nanti akan menang. Tak sadarkah kamu terhadap bosannya pengulangan salah dari sebuah pilihan berantakan yang bikin hati tak tenang ? Sekarang mari pikirkan bagaimana sebuah lingkar cahaya terang terpancar dari sekitar orang yang mempunyai sumber terang dalam hidup bagi para pencari jalan kebenaran.
Bila kita berharap terang terus menerangi jalan, sudah tentu pasti tak akan terwujud sebab habis gelap terbitlah terang, dan sehabis terang gantianlah gelap ambil giliran. Saat kondisi itu, terdapat sebuah kekosongan. Yang mana aku tak juga, tak jua lolos dari sebuah macam-macam ketakutan dari rupa-rupa masa depan yang masih agak blur, karena penuh ketidak pastian.
Ingin terus berterus terang, tetapi belum dalam posisi tinggi diatas gantang, supaya bisa memantulkan cahaya terang dari sang sumber Terang. Mungkinkah semakin menurun daya pikirimu, sebab tidak berkomitmen secara berulang-ulang. Yasudahlah terang-terangan kita bilang bahwa aku ini sedang dalam posisi merubah setelan dalaman kehidupan. Yang mana tadinya cuma kedagingan, jadi sumber radiasi pemapar bagi yang buta bukan karena mata, tetapi gelapnya sungguh gulita, sehingga tak bisa membedakan mana warna putih, dan warna hitam.
Satu pokok yang mau aku tarik ambil sebagai sebuah kesimpulan, sebab mata ini sudah mulai mengantuk seperti penjaga malam yang lebih merindukan kasur dari pada dengkuran temannya dalam menjalani kehidupan. Yah, aku salah belum merubah dasar pada sebuah pembangkit yang perlu ditanam dalam-dalam yaitu sebuah sel partikel dari Yang Agung terang. Masih saja aku berkata dengan kiasan, agar supaya nanti aku sendiri sajalah yang tau apa maksud semua ini sebagai pelajaran kedepan.
Oh, Tuhan aku perlu kau rubah ulang, taman hati ini perlu sumber pancaran terang yang tak henti, dan tak lekang. Biarlah keinginannya terpenuhi dulu supaya kemudian terbukti, dan tak malu lagi mendobrak sebuah kiasan, yang sebenarnya mau jujur namun hanya berusaha saja untuk terang-terangan, seperti sebuah kata iseng yang adalah sebuah main-mainan, tidak ada serius-seriusan.
Engkau tahu maksudku ini Ya, Tuhan.
Engku mengerti terang sekali.
Sebab tak ada yang tersembunyi bagimu.
Lagi aku kembali mencoba berjuang.
Jadikanlah kami lebih dari pada Pemenang.
Berusaha terang-terangan
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
4:28 AM
Rating:

No comments: