Ada dalam perjalanan waktu ku yang barusan, aku semakin maju satu sisi, tapi mundur disisi lain. Apakah ini proses ? Apakah ini jalan memutar tak tentu arah ? Biarkanlah lagi pula itu yang sudah berlalu, tinggal sekarang harapkan bahwa semua maju. Oleh karena itu catatan yang kutulis untuk ingat-ingatan masa depan ku, coba rekamlah lagi, suatu tulisan ku ini, bahwa sekarang aku memang kembali lagi ada yang ku tulis, tapi bukan berarti kemunduran, karena tak maju-maju. Sebab dalam rangkaian hidup ku, sudah tau apa yang harus dikejar dulu, yaitu lembut hati ku.
Dalam pada lintasan waktu, mungkin aku salah satu orang yang benar cukup aneh, tapi mengerikan. Tak punya kuasa, tapi berasa ada kekuatan perkasa. Tak punya benteng pertahanan bernama uang, tapi selalu tak kekurangan harga diri, untuk sekedar minta dikasihani. Tak punya proteksi dari orang-orang, tapi selalu bisa menyelesaikan masalah bagai punya koneksi. Tak punya kebijaksanaan yang bisa dikagumi untuk dicintai, tapi mulut ini selalu menang. Tak punya kesehatan sehat sempurna, tapi selalu terlihat ideal dari tampilan luar. Tak punya kemewahan, tapi sering tak disukai untuk urusan tak tahu dari sudut mana mereka iri. Dsb....
Yah, aku demikian lah yang dalam proses nya menderita, jadi suka marah, entah sama yang kelihatan tak sopan, atau bagaimana, seolah diri ku hakim penentu benar atau salah, akhirnya berhenti dalam urusan memutuskan sikap ku untuk menghukum mereka. Tapi dalam pada itu, aku berhenti menghakimi menurut cara ku, yang kebetulan sering melihat hal yang menganggu mata ku, malah aku keras pada diri sendiri.
Kerasnya dulu, memang sering menyiksa diri, melebihi batas normal orang gila bisa tanggung dalam dunia ini. Cukup sadis, tapi sekarang lebih sadis lagi, aku berubah menyiksa diri dengan pikiran filsafat skeptis, dan pemikiran apatis. Sehingga kadang sakit, marah, tapi pada diri sendiri, terus malah berlanjut memanjakannya. Terlalu cengeng kadang, terlalu mengeluh memang, terlalu menjauhi orang memang, tapi jadi susah sendiri, bagai satu orang sendirian yang tinggal disalah satu kutub bumi.
Jadi subuh ini, masih jam 02:55, setelah tadi memandangi ikan-ikan di Aquarium, aku terpikir sebuah ide bukan hanya lembut saja, tapi lembut hati. Aku akan merubah yang diatas sudah kutuliskan dengan cara saling berkontradiksi, akan berubah menjadi bereksposisi nyata dalam kehidupan, yang sejalan dengan niatan untuk menang dalam setiap hal yang tak baik ku keluar, tapi juga yang kedalam.
Tuhan, Tuhan, Tuhan, dalam keadaan yang tak tenang, bagai dalam kapal terombang-ambing dalam lautan, tulisan ini, mohon dibenarkan.
03:04
Senin, 21-02-2022
Lembut hati
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
3:04 AM
Rating:

No comments: