Tuhan dalam gelap dibantu cahaya lampu yang temaram, aku berdiri dibawah langit, dan membiarkan diriku dibasuh air dari langit. Sempat aku menutup mata, dalam pikiran aku berdoa tentang tetesan deras yang kupercaya sebagai pertanda bagi lenyapnya noda-noda pada bolak-baliknya pengulangan gelap hati, karena peristiwa itu berulang. Sekarang aku menulis sambil menghela nafas panjang, dan menyakini bahwa diri ini baru saja si Alfi menjadi murni, bukan karena hal begini, atau begitu, tetapi lebih pada janji bahwa Engkaulah yang membenarkan apapun dibalik dari catatan kehidupan manusia dengan kawan karibnya si buruk rupa, si sombong tercela, si gelap merah cemar, si pembisik penista, si pembohong dunia, si sumber kejahatan yang tak ada habisnya.
Sekarang 19:28, aku mengerti semua, tapi mengulang lagi untuk kesekian kali, agar aku bisa menuntaskan janji yang belum ditepati, salah satu cita-cita yang ingin dipenuhi, sebagai harpan gagal yang ingin dibangun dalam menara cahaya cinta pada Tuhan dalam segenap hati, dan akal budi, serta sebuah tongak dasar, sebelum diri ini dirubahkan menjadi sebuah terang sejati, dalam rangka untuk memancarkan kemuliaan Nya lagi, agar namanya makin dimuliakan di bumi.
Biarkanlah dihapuskan segala yang dibelakang, dan dengan keyakinan berbahagia bahwa aku dimiliki utuh mulai dari tubuh, roh, jiwa, tanpa terkecuali. Baru saja hujan berhenti, langkah ku bernafas, hidup, berkarya, berdoa, serta memenuhi perintah-perintah Mu sedang aku coba, dan imani meski belum terjadi, bahwa aku sudah sempurna, dan tak ada bercacat, cela lagi. Amin, Amin, Amin.
Hujan sehabis petang menuggu malam mengulang berganti terang
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
7:33 PM
Rating:
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
7:33 PM
Rating:

No comments: