1000 kesempatan lewat, satu start dimulai

Sepanjang tulisan ini berkaitan satu sama lain, seperti sebuah diary penuh misteri tentang perjuangan untuk tetap dalam sebuah konsistensi, namun kesempatan itu terlewat, dan aku mulai kembali dengan yakin.

Belajar dari yang telah lalu, kali ini dengan penuh kerendahan, tidak boleh lagi kita mengulang. Meski nyatanya telah tak bisa begini terus.

Ada sebuah tarikan keras, kata Firman Tuhan bahwa Roh kuat, tetapi tubuh ini lemah ; lalu bagaimana cara kita untuk bisa mengakhiri sebagai seorang pemenang, bila terus berkutat pada 1000 yang telah lewat. Oleh karena itu aku ingin berhikmat, dengan tegas berani menantang tentang ke akuan yang selalu mengandalkan diri sendiri. Sekarang meski juga belum bisa berperang, sebab sedang terpenjara dalam sebuah kondisi tertentu yang hanya aku yang tahu, namun ada sebuah garis start untuk menerobos dinding pembatas keinginan yang telah bertahun-tahun yang belum bisa diterobos dengan sebuah pencapaian baru.

Tuhan aku mengandalkan mu, biarkan berapi-api diri ini, dan biarkan aku selalu menyala melawan yang sedang menyerangku. Perangilah, dan nyatakan kemenangan bagi ku, melalui barisan rapih kuat kuasa Mu. 

Aku sudah pernah merendahkan diri, dan kembali aku diinjak lagi.

Aku pernah arogan sekali, tetapi akhirnya datang sebuah sentilan yang membuat aku kembali lagi.

Aku pernah memaklumi, dan akhirnya terperosok membiasakan diri.

Aku pernah berikhtiar untuk tak perduli sama sekali, tetapi tubuh ini didera lagi.

Aku pernah meningingkan itu, tetapi malang murung menerpa kembali.

Lalu sekarang satu persatu yang masih aku ingat sedang aku ambil sebuah peranan perlawanan yang harus aku akui yang mana hanya akan berhasil bila aku mengandalkan Mu, dan bila Engkau mau berpihak pada ku untuk melawan semua musuh ku. Aku sekarang hanya ingin satu Tuhan ku Yesus Juruselamat ku bahwa dalam pada 1000 kesempatan yang telah lewat, aku mohon untuk tidak lagi aku didakwa oleh pendakwa ku. Maksudku Engkau tahu bahwa seperti seorang yang tak tahu diri, aku dipaksa tanpa aku mau bukan dari diri ku, namun aku luar biasa menjadi bodoh sekali.

Sempurnakan aku itu yang ku mau, Ya Tuhan ku. Biarlah kelemahan ku itu hanya sekedar aku harus memohon kepada Mu, sehingga setiap kali Engkau menjawab ku, biarlah terkabulah permintaan kecil dari ku ; yaitu permintaan-permintaan bukan untuk hal yang aku ingini, atau sekedar nafsu, atau sekedar ingin memiliki, tetapi sebaliknya aku hanya ingin semua yang ada dalam Tubuh ini baik tercukupi, dan selalu tersedia yang aku minta saat aku berseru pada mu setiap kali aku ingin disakiti.