Yah, aku kembali lagi menulis sebuah diary karena sedang tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar, sebab sedang senang bersemedi, bertapa dalam ruang sendiri dalam rangka merancang bangun dasar-dasar yang sudah terletak untuk menjadi sebuah bangunan untuk merasa tenang dalam hati seperti orang suci yang tak tersakiti bila disakiti, bisa diam saja bila dicaci maki, atau tak membalas bila terancam dibunuh dengan tak berbelas kasih.
Kemungkinan itu masih jauh sama sekali, sebab aku masih berkutat pada konsepsi diri tentang bagaimana menyiasati cara hidup yang lebih moderat. Aku dulu sering mencondongkan kearah yang kusenangi, hendak mengejar dengan cara yang membuatku terjebak dalam labirin buatan sendiri. Oleh karena itu aku berharap bisa menghindarkan cara ekstreem untuk mencoba seimbang dalam tahapan perubahan pribadi kearah yang lebih bisa menikmati diri, tapi harus sering merenung bagaimana jalan ini diterangi cahaya sang Ilahi.
Tuhan yang kupuji, dan kusembah. Aku mencari, dan menemukan sebuah cara untuk memperbaiki formula yang telah gagal setiap aku diuji. Apakah boleh aku tuliskan dalam lembaran ini ? Untuk mengingatkan aku bahwa aku masih terus belum dapat dikatakan manusia yang terpuji. Yah, aku percaya Engkau maha mengampuni. Sebab aku pernah mendengar bahwa besar kasih setia Nya atas orang yang takut akan Dia ; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan Nya dari pada kita pelanggaran kita.
Oleh karena itu Ya, Tuhan. Aku ingin sesekali membuka secara permanen kaca mata kuda yang sering aku pakai setiap kali ingin datang kepada Mu, dan setiap aku ingin melirik kearah sesuatu yang asing ; kerap kali aku copot, lalu aku pasang lagi. Aku sebagaimana aku ada, bahwa aku masih jauh dari kata sempurna, selalu gagal dalam permulaannya saja, jadi dari pada aku mempermalukan mu sebab kerap kali sok suci, maka aku ingin mengikat diri pada diri Mu, dan akan ku kuasai diri ini hanya sebatas memandang disaat aku berdiam diri, dan sedang lelah menanti.
Jika kau pecut punggung ini, meski aku tak memakai lagi kaca mata kuda yang ku pakai selama ini, sungguh aku hanya berlari kearah yang Engkau kehendaki. Tidak mau aku tertipu pada sesuatu yang asing diluar dari tubuh ini, sebab aku ini milik Mu secara utuh tak terbagi. Jadi ya, Tuhan ku ; Ya Yesus Tuhan dan Juru selamatku. Semua yang telah lalu dari rangakaian diary ini bukan semata-mata berputar dalam hal yang sama, tetapi ada kemajuan rancangan bangun yang membuat diri ini ternyata sudah berkembang jauh dari yang tak kusadari. Sebab aku tahu akan kupelihara pemberian Firman Mu yang sejati, dan sang asing yang ada dalam sekitaran hidup ini hanya akan kuambil manfaat saat sedang hidup tak bergeliat.
Sebelum dan sesudahnya aku mau buat catatan tambahnya. Bahwa saat kantuk tiba, sedang jam itu adalah jam para lembu, dan manusia bekerja ; aku akan petik manfaat geliatnya. Kemudian bila sedang hening hanya sekedar mengisi waktu sekedar saja ada batasannya yaitu 62 menit saja. Untuk itu tidak ada yang akan kubiarkan melebihi batasannya. Lagi bila aku menjalankan misi menyelesaikan pekerajaan berilah itu 15 menit saja, tetapi itu bukan sesuatu yang wajib namun pengkondisian aja.
Ya, Tuhan ampunilah rancangan bangun diri yang sedang dalam proses pelaksaannya yaitu selesai diary ini ketemu titik pada akhir kalimatnya. Amin.. Amin.. Amin..
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
8:40 PM
Rating:

No comments: