Aku memikirkan menimbang apa yang sebaiknya aku lakukan setelah buntu dibaru perjalanan. Agar tidak sia-sia setelah bertolak, dan mengukur jarak, aku berpikir apa yang bermanfaat untuk dicoba lagi untuk memberhentikan sesuatu yang tidak disukai.
Pada titik jauh yang masih aku tidak ketahui, aku memastikan diri untuk berhenti, tetapi pada titik setengah jalan saat ini hati terasa bimbang ingin tetap, tetapi masih mencoba terus melalui.
Apa itu yang disebut setengah itu terasa baik ? Tidak ada aku rasa. Sebab yang setengah adalah sebuah tanda tak sanggup ataupun diburu-burui sebelum waktunya, dan berpikir itu baik pada awalnya, namun hasilnya tidak juga.
Saat ini aku mengawal pagi ditengah hujan cukup deras pada dini subuh pagi yang dingin. Setengah ingin segera berbaring, namun setengah dipaksa terjaga untuk sesuatu yang sia-sia. Hidup ini sudah setengah jalan nomor 32, namun aku masih belum utuh menjadi ksatria, dan rasanya yah begitu lewat saja. Dalam pada sunyi, dan berkata-kata dalam pikiran sendiri, aku ingin mendapatkan nasihat dari yang sudah aku pelajari. Ingin itu adalah suara Tuhan yang berbicara pada diriku yang sedang ingin dimarahi tetapi bukan dengan sesah, atau cambuk yang bisa menyiksa diri ini. Aku ingin suara itu tidak menghakimi, tetapi mengarahkan diri ini pada titik yang harus aku lalui.
Dengan pada itu aku masih ingin terjaga, dan menunggu jawabannya. Lelah tadinya memandang dengan mata, sekarang sayup sayup ingin menutup, tetapi aku tahu aku ini entah memilih yang baiknya itu seperti apa ? Melempar koin untuk menentukan pilihan sudah menjadi permainan sia-sia. Penulisan ini pun rasanya menjadi terasa hambar, karena masih setengah hati menyatakan apa yang harus dijalani, akhirnya kembali lagi tulisannya cuma setengah jadi untuk menipu diri.
Yah, kalau begitu aku coba jeda dulu sampai apa baiknya sebelum aku pencet publikasi simpan bagi diri ku sendiri.
Dari jam itu ke jam terbitnya matahari. Aku sekarang mencoba menyiasati pakai mamon duniawi untuk mengakali hari. Hanya alfi tolong buatlah itu hanya siang dikantuk datang menghampiri, atau kalau malam jangan sampai pada subuh pagi. Lihat hari ini, segala sesuatu diperbolehkan, tetapi bukan segala sesuatu itu membangun, dan pada itu ingat jangan terlena dan terlunta yang tak boleh mengotori baju itu. Hikmat itu gunakalah pada waktunya, jangan biarkan pertimbangan jauh sebelum kita mengambil sebuah keputusan sesaat akan menjalankannya.
Tuhan ku berseru, kasihi aku... Kedalam tangan mu, kuserahkan tubuh, roh, dan jiwa raga ku.
Beri judul setengah dari mu
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
9:41 AM
Rating:
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
9:41 AM
Rating:

No comments: