Barusan aku berdoa, bukan bertelut, lalu berkata-kata, tetapi hanya memejam sejenak hanya beberapa detik untuk memulai catatan ingatan untuk masa yang akan datang. Sebuah pengingat tentang suatu proses menjadi pemenang, karena dibenarkan, terus dengan kuat kuasa Nya dimenangkan, sehingga kemenangan itu, akhirnya tiba juga, sebab lawan ku yang khusus satu ini dari antara banyak telah kalah dengan cara yang seperti normal, tapi sebenarnya ajaib.
Malam kemarin sebelum berganti gelap yang sama, hanya lewat batas waktu pukul 00:00, disana-disini pada pikiran yang bisa jauh berpergian ke ujung tempat yang sangat rumit, demikian aku tahan curah, tapi semua terasa biasa, hanya ada sebuah guncangan pada tubuh yang tak nyaman, lalu akhirnya usai dalam sebuah kesimpulan. Kita tak mau membahas itu, sebab hal yang dimaksud lebih akan ditulis pada lembaran ku yang lain, tapi yang mau ku tuliskan adalah suatu segi yang ku raih dalam ukuran rangkaian kata yang berbeda ; untuk mau menyatakan sebuah ungkapan bahwa menang adalah proses meraih satu pencapaian, tapi masih ada hal lainnya untuk diperjuangkan, sehingga aku baru bisa disebut pemenang, saat mahkota itu datangkan oleh yang lebih tinggi, pada kesempatan kali ini yang bisa menentukan hasil akhir yakni ; sebagai Hakim, dan Juri adalah Dia yang Maha tinggi, dan aku dinobatkan dalam kemenangan dari musuh itu tak bisa lagi berbuat apapun untuk pertandingan tertentu, dimana mereka yang terdiri dari rangkaian hitam tunduk pada sebuah ke-mutlak-an ; bahwa diri ku lebih berkuasa.
Dalam pada iman, tentu harus ditunjunkan dalam perlawanan dengan perbuatan, ketika kalah, sesungguhnya tak aku tak pernah kalah, malah semakin terus dimenangkan, sebab aku tidak pernak keluar dari pertandingan yang terus diadakan selama aku masih berjuang. Sebuah keadilan yang relatif, sebab kalau mau dilihat dari sudut pandang, kenapa terus ada pengulangan, namun dalam pada sudut pandang akan berbeda, bergantung siapa yang lebih tinggin untuk menentukan hal mutlak. Dimana pada kali ini aku manusia hina, papa, sengsara, serta dalam pada proses kehidupan tak pernah mau yang kelam, tetapi musuh yang sering menakut-nakuti ku, menuduh, dan menghakimi ku adalah cabang yang suka pemberontakan, telah menyerang ku lebih dari pasukan perang ; padahal diri ku cuma seorang. Oleh karena nya aku dianggap demikian, maka setiap aku jatuh, dibangkitkan oleh Dia yang pantas untuk selalu ditinggikan.
1...2...3... Go !!! Kita mulai lagi adu kekuatan, dan semalam aku tak kalah, sebab aku sudah datang pada Nya yang menjadi penentu segala putusan dalam setiap penetuaan pemenang. Dan seperti lewat orang dalam, aku menjadi Pemenang yang dibenarkan, sehingga kemenangan memang hak ku untuk seterusnya dari sekarang.
Curang ?? Opps, mari kita buka atas semua sisi kegelapan, dan permainan dibawah tangan kamu dari awal nafas ku. Sekarang dalam pada itu aku bawa satu nama, yang tentu tak akan terbantahkan oleh mu yang selalu merasa tak adil ; pada satu ketentuan yang Agung, yakni nama Tuhan Yesus Kristus. Mari kita bedah, kalau kamu berani ? Apakah ada semangat lagi, kalau aku mulai dengan atribut mulia dalam nama besar itu ? Lalu kenapa kamu terus menuduhku padahal itu adalah hak Nya, karena rahmat Nya besar. Bukan lagi semata-mata mu, karena kamu tak punya panggung pada kami yang telah dimateraikan dalam Roh Nya, dan pada kali ini juga diri ku sudah di Mahkotai satu kemenangan lainnya, bahkan akan ada lagi Mahkota lain nya.
Dalam nama "Tuhan Yesus Kristus" teringat pada ku pada malam kemarin, ketika aku mau memproses strategi dalam pertandingan selanjutnya yang terus ku menangkan. Ternyata ingat-ingatan ku kembali pada masa kecil ku, ketika aku masih se-tinggi gagang sapu, dan sering bermain bahaya, salah satu nya memanjat pohon. Dalam pada ranting rapuh, aku tak terjatuh, karena menyebut nama Nya. Dalam pada momen bahaya ku, yang lain nya, dengan nama Nya itu, aku dimenangkan. Sayang nya ketika dewasa, saat masalah datang, aku hanya melaluinya dengan kondisi doa, padahal spotanitas nama besar itu, telah ku pakai sebagai sebuah ucapan penuh kuasa. Sehingga kalau teringat lagi banyak hal lainnya, memang tak terbantahkan bahwa aku terhindar dari panah-panah si Jahat dalam segi fisik, meta fisik ; berupa spirit, dan ke-jiwa-an, tak ada yang bisa membahayakan bisa menyentuh ku saat detik-detik krusial yang tak bisa dipakai dengan logika. Jadi pada proses ini, hanya nama Nya akan ku sebut, dalam pertandingan lain yang, hei... kamu si Jahat ingin menantang ku dalam hal lain nya, tapi ingatlah aku tak akan pernah kalah. Bukan dengan kesombongan, tetapi pada penundukan ke-utuh-an ku, yaitu dalam Dia aku lebih dari pemenang, karena tak ada yang bisa mengalahkan Dia yang telah lebih dulu, sebagai Yang Utama, Yang Sulung, Yang Termasyhur ; sudah menang pada semua aspek akar masalah kehidupan, yakni dosa, maka dalam nama Nya bukan lagi dalam pengakuan, tetapi ter-materai dalam setiap orang ; baik sadar maupun tak sadar, bahwa Kristus adalah Tuan diatas segala Tuan, Raja diatas segala Raja, Maha Agung diantara Pembesar.
Jadi 8 perintah keinginan ku sekarang dibungkus dalam nama Nya.
Tak berkekurangan, tapi bahkan dengan nama itu saja, sebenarnya cukup.
Hanya saja oleh perjalanan waktu, aku yang dulu cuma sedikit lebih tinggi dari gagang pintu, mulai ingat lagi bahwa dalam nama "Tuhan Yesus Kristus", aku bisa menaklukan segala hal yang sulit, termasuk saat berperang pada musuh-musuh dalam diri ku sendiri, yang bergejolak untuk bekerja sama dengan si Jahat ; sehingga setelah ku tutup, maka inilah sebuah tutupan.
Terpujilah nama Mu, Tuhan.
Haleluya, Amin.
( Pemenang ) yang dibenarkan
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
12:05 PM
Rating:
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
12:05 PM
Rating:

No comments: