Keselamatan dari Nya

Baru memasuki subuh, usai terulang lagi urusan yang sama, tapi bukan mata, bukan telinga, awal hanya sekedar kain, lalu sentuh saat merana. Oh, benar-benar sungguh banyak hal merintangi diri ku untuk mendapatkan apa yang ku ingini. Belum usai perjuangan untuk dapat roti, sekedar memenuhi rasa lapar akan kekurangan yang terjadi, sekarang masih diri ku kembali.

Tidak ku berasa sedih, bahagia, atau bagaimana biasanya berkecamuk campur aduk. Tenang ku rasa, tapi berpikir mau apa selanjutnya. Beruntung ku masih hidup, jadi berjuang. Beruntung ada janji Nya, maka itu alasan ku bertahan. Dan untuk awal yang baru atas perjuangan panjang untuk hidup menjadi utuh menurut standar yang sulit ku tempuh, tapi ku mau, sebab rasa nya tak baik kalau begitu melulu, maka disini ku tulis sebuah catatan ku bagi aku yang di masa depan. Dengan harapan semua keluh kesah ku, dan perjuangan ku terjawab, sebab keselamatan dari Nya sudah penuh datang, membuatku menang.

Oh, Tuhan. Dalam pedih proses menuju, tapi aku yang mau menyeberang, malah kembali ke tepi. 

Kini berharap untuk tak ingin berenang lagi, sebab aku hendak mau naiki perahu yang dibuat untuk anak-anak Mu.

Yang tak sanggup ku buat, tapi kendaraan itu ada dipakai oleh orang percaya disekitar ku.

Maafkan, kalau iman ku sangat menyedihkan Mu.

Sebab terlalu bersandar pada pengertian ku.

Padahal cara yang layak, dan aman telah Engkau sediakan bagi aku.

Tuhan, aku siap.

Sekarang aku mau naik.

Aku percayakan hidup ku ke dalam tangan Mu.

Biarkan ombak menderu, dan badai menerpa, tentu aku tetap percaya, sebab Engkau sang Nahkoda nya.

Terima kasih, Bapa

Terima kasih, Tuhan.

Terima kasih, Roh kudus atas semua nya.