Hari-hari panas kering dalam pada itu terbukah jalan hidup aliran hidup ku dalam permandian, perjamuan, dan pencurahan Mu
Juga pagi sebelum bangkit dari pembaringan yang nyaman, disaat pagi oh,,, tadi mendung, dan sempat menetes hujan, tapi aku merasa kehausan, kegerahan, dan tersiksa rasanya ; sehingga terjadilah keinginan mencari sumber sarat air untuk memuaskan tanah tubuh yang masih hidup yang dinamakan alfiyan seorang manusia. Namun akhirnya yang terjadi adalah aku terluka, dan menangis lagi mengulang, disaat setelah datang kepada Nya yang memanggil ku untuk datang dalam sebuah kolam untuk melakukan pembasuhan diri, karena saat itu dilihatnya tangan ini kotor sehabis menggali, mata ini menangis sehabis aku mengerang berteriak dalam jiwa sebagai permohonan doa, dan pula aku sudah sungguh kehausan sehabis perjamuan, sebab bagian kecil itu hanyalah sedikit, sedangkan aku masih hidup bernafas, sehingga membutuhkan hal itu berterus-terusan.
Lalu dalam tangis, setelah perjamuan, aku menulis ini sehabis membaca cara-cara yang Engkau ajarkan bagaimana cara memunculkan mata air kehidupan. Diluarmu aku bukan apa-apa, sehingga kehinaan selalu membuatku rendah, lebih hina dari binatang di padang belantara, yang bahkan bukan sesuatu yang baik, namun tak berguna saja.
Engkau aku sebut Tuan, sebab dia memang tuan, tapi tuan segala Tuhan, dan akulah hamba yang hidup dalam berkat kemurahan Nya.
Engkau aku sebut Bapa, meski tak layak sebab aku sudah pernah kabur menjadi durjana, tapi Engkau berlari memelukku saat aku hendak datang pulang.
Engkau aku sebut Gembala, sebab meski aku domba sesat, tapi tetap mau merangkulku, padahal aku sering terjatuh dalam kebodohan ini.
Engkau aku sebut Raja, sebab dalam segala hal aku tahu betapa dunia ini akan binasa, dan kami hidup dalam musim berganti, tahkta Mu tetap selamanya dalam urusan memerintah dunia rusak yang tak mau menerima pemerintahan Mu.
Engkau aku sebut Teman, sebab dalam segala sepi aku sedih, tak ingin diganggu, sebab hanya merasa sendiri, sebab aku memusuhi diri ku sendiri, tapi dalam pada keadaan itu aku mendapat kasih kehadiran Mu menemani, dan menguatkan diri ini.
Engkau aku sebut Kekasih, sebab aku yang lemah ini dalam kedagingan, telah diajak kepada perjamuan pernikahan besar bagi kumpulan manusia yang dalam tangis TT bahagia bahwa ada tempat kami di Yerusalem baru yang tak ada air mata TT.
Sudah aku sudahi, sebab tak akan cukup bagi ku menulis betapa baiknya Engkau bagi ku, meski saat ini aku bercucuran air mata, itu tak cukup mengungkapkan betapa bahagia aku ini Engkau kasihi.Sungguh alfi aku mohon sekali ini, untuk selama-lamanya bila nanti kamu ada rasa bodoh itu lagi, ingat bahwa dalam mu sudah ada mata air kehidupan, dan dalam Yesus kamu harus teriakan, supaya mata mu terbuka melihat bahwa itu masih ada disana, hanya saja kamu harus sadar, supaya jangan si Iblis jahat itu mempermainkan mu. Berdoalah instan saat ada yang ingin membuatakan mata hati mu bahwa itu tak ada atau sudah kering atau bagaimana. Yang jahat itu seperti pesulap, penghipnotis, dan tak lebih dari pada itu, dia tak berkuasa untuk mematikan sumber aliran mata air dijiwa Mu., sebab sumbernya adalah Dia yang setia dalam kekusaan, serta kasih Nya yang melimpah-limpah.
Amin, amin, amin.
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
10:06 AM
Rating:

No comments: