Tuhan adalah Tuan ku. Yang tak pernah menyakiti-ku, selalu menjaga-ku, mengawasi-ku, dan mengerti aku. Dari tangisan tetesan air mata mengalir sebuah perih tak terterkatakan, tapi Dia yang mengerti segala hal, tau bahwa tak akan pernah siapapun ditolak-Nya.
Yah, aku cocoknya bagai domba, dari kawanan lepas di koloni besar pembedaan golongan satu dengan lainnya pada dunia. Suka bermain sendiri, lari kesana-kemari, pikir dalam khayalan-ku disana ada tempat yang indah berbeda. Tapi yang terjadi, aku tersesat, kehausan saat ini, bahkan kelaparan, sebab terlalu jauh melangkah untuk kembali ketempat yang seharusnya, aku berada.
Kenapa aku domba, kenapa aku bukan Serigala ? Kenapa ada banyak kiasan, tapi untuk pilihan yang tepat aku hanya bercermin ternyata aku domba. Sebab sebesar apapun kekuatan-ku bagai Singa, atau Elang, dan hewan perkasa lainnya, tapi ternyata saat ketemu titik lelah, jemu, tak berdaya, paling enak, tak berbeban berat adalah datang pada sang Pencipta. Kita bisa bersandar pada-Nya, sehingga diberikan yang aku butuhkan. Gagak lembah berciap meminta makanan, sedang induknya belum pulang, siapa yang beri makan mereka ? Singa muda kelaparan, siapa yang memenuhi hasrat mereka ?
Andai aku salah satu hewan buas itu semua, aku ingin menkonversi diri jadi domba, sebab meskipun memang aku domba, ternyata aku bersyukur jadi domba lebih ringan adanya. Dihargai tentu, siapa dulu Tuan-Nya ? Dijagai, sudah pasti ! karena Dia yang paling lemah dariNya paling kuat di Alam semesta. Jadi aku sudah hapus semua yang lama, setelah dijemput dari tempat aku berada. Sehingga tak lagi aku mengidamkan khyalan jauh diseberang sana. Aku berserah pada Tuan-Ku yang aku kenal dalam Yesus Kristus, tentang mau jadi apa aku ini nantinya.
Aku bersyukur atas penyertaan Mu
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
3:56 PM
Rating:
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
3:56 PM
Rating:

No comments: