Disini aku mulai lagi tulis, bukan untuk mereka, untuk ku, tapi bukan serta ikut ego ku, tapi hanya sekedar ditulis buat materai catatan terakhir untuk rangkaian mata, gerak tipu, berbagai sentuh, dan rasa penasaran akan semua hal termasuk dunia dengan segala isi nya, sebab cemar, dan terpapar hal cela. Pada sore menjelang lampu siang tenggelam diujung tepi tepi langit yang masih bisa dipandangi dari lantai rumah ku dekat ruang tamu. Disitu tadi terbaring bongkahan diri, sedang menantang diri, akibat bisikan rangkaian tipu dibelakang nya, dimana aku memang bertanya, tapi berpasrah, namun si yang memusuhi ku, terus menyudutkan ku, sehingga akhirnya dalam keadaan itu dimanfaatkan nya untuk menyerang jatuh ku.
Dan dingin sikap ku, terhadap yang telah lalu, sebab sudah terjawab bahwa bagi ku yang terpenting adalah jalan yang membuat ku bahagia, yakni Takut akan Tuhan ku. Disana ada selamat bagi masa depan ku yang musuh ku sering tuduh kan pada ku, sehingga dampak senjata inilah yang dipakai barusan tadi. Aku tak kalah, tapi memang. Dari sudut nya, mungkin dia merasa menang, tapi dari sudut ku ; dengan iman aku telah lebih dari pemenang.
Kata ku tentang Takut ku pada Tuhan ku adalah sebuah proses pengenalan atas kuasa Nya yang besar. Mereka, dan ku yang dulu, memang kadang se-enaknya begini begitu, karena tak tahu siapa Dia, Yang Maha Kudus, Kuat, dan Perkasa itu. Namun sekarang aku terus mulai sadari, apa yang dibelakang telah ku tinggalkan, telah ku anggap sia-sia, usai tahu ada Tuhan segala tuan, yang dalam nama Yesus Kristus telah menyelamatkan ku. Bukan konstan, seperti mukjizat pada orang lain, bukan sekedar konsep yang tak terasa hanya dari perkataan orang lain. Sebab dalam pada sunyi sepi, dalam hitungan waktu lebih dari seseorang dikerami dalam rahim seorang yang diberkahi untuk melahirkan bayi, proses panjang rasa hadir, dan pertolongan Nya, telah nyata dalam hidup ku.
Tidak kah aku harus nya dari dulu takut ?
Kenapa baru sekarang itu ditulis dalam lembaran catatan digital sebagai pengingat bagi ku nanti di masa depan ?
Jawab nya yang ku dapati, adalah Tuhan menyiapkan waktu nya bagi ku untuk pertama lebih dahulu merasakan itu, bukan dari melihat, tapi menimbang dari kemungkinan seperti nyata, tapi ajaib itu tak masuk logika. Sebab dalam pada kelemahan, lalu diserang oleh si jahat, aku yang sekarang ini terbebas dari serangan apapun juga. Semua sudah kalah, mereka ditundukkan pada kaki ku, tapi ada satu yang belum takluk, yakni ku. Jadi demikianlah aku harus sadari, bahwa untuk yang satu ini, tak lagi-lagi aku mau ke kanan, atau ke kiri. Sebab hanya satu jalan yang ku mau, jalan yang Tuhan mau ku tempuh untuk setia sebagimana tertulis dalam penuntun hidup dalam kitab itu. Dari sanalah aku berpedoman untuk hidup tunduk penuh hormat, karena takut Tuhan terluka oleh tingkah ku lagi.
Karena takut yang bukan, karena hukuman, dimana salah, akan disesah, tapi lebih aku takut menyakiti nya, sebab di kayu salib dia telah berkorban menebus dosa ku, tapi berikutnya segera diri ini sadar, bahwa Roh nya yang Kudus ada menyertai ku untuk me-materai kan aku, jaditm tak lagi itu biarkan lagi seperti dulu
Karena takut ku bukan, sebuah hal yang menjauh kan ku pada Nya, karena sebelumnya aku hina, buta, bercela, tapi oleh karena telah sembuh, masakan diri ini kembali lagi ke habitat manusia normal lain nya, padahal aku spesial, dan bahkan super spesial (sebab ada cerita dibalik nya, yang mungkin orang lain dengar tak akan percaya, atau percaya, tapi ujung-ujungnya nanti ketika logika menyerang mereka, aku dianggap nya gila, atau sedang bercanda).
Karena takut ku adalah sayang ku pada Nya yang besar Kuasa Nya, tapi selalu lembut pada
ku yang kecil lemah ini.
Itulah kenapa aku takut akan Nya, karena hidup ku selalu dijagai Nya, diperhatikan Nya, selalu disertai Nya, maka aku akan terus pilih Dia, tidak dengan alternatif, atau opsi lain nya.
Amin, amin, amin.
Fear God
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
9:16 PM
Rating:
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
9:16 PM
Rating:
No comments: