Petang telah berganti malam, hari tak ku hitung, jam tak ku pedulikan. Aku telah hampir mati rasa pada satuan waktu, hanya karena kebutuhan, sehingga diri ini masih ingat rentang hari menuju batas umur yang tak ku tahu. Tuhan, Engkau tahu. Hari ini sabtu, 100922, tak ada yang spesial. Hari yang tak berarti bagi ku, bahkan tak akan ku tahu, bila tak ku tulis hari ini di catatan ingatan bagi masa depan ku. Bahwa se bangun ku, bukan saat matahari menyingsing, tapi bahkan harusnya meninggi, namun akibat mendung, dan hujan saja terasa dingin, juga gelap ; yakni aku lapar. Bukan tak ada makanan, tapi pada ku sedang menanti berkat Mu.
Ini larut malam menuju waktu per-tiduran orang yang beraktivitas dari tadi siang. Sayang nya aku baru bangun, karena urusan sendu, dan ketidak nyamanan ku pada yang ku jalani, sebab tak bertemu jalan ku, tapi berkutat pada jalan tak tentu. Maka mata ku memandang, pada yang bukan punya ku, bukan diri ku, tak ingin juga ku, bahkan tak akan ku cari kesempatan ku, karena ku tahu, aku terpisah untuk itu. Hanya saja tetap ku mata-matai hal itu, terus ku cari tahu, lalu aku berhasil menipu, bukan orang lain, tapi diri, dan tubuh ku.
Oh, Yesus Kristus Juru selamat yang hidup, kenapa pertanyaan ini belum dapat jawab teruntuk ku. Bahkan keroncongan ku tetap ada, hanya demi tahu apa yang harus ku tuju. Mau kah kau memudahkan jalan ku ? Kasihilah aku dengan berkat mu. Bagilah aku bagian dari roti Mu ? Bukan untuk lebih dan memuaskan nafsu ku, tapi hanya untuk kecukupan hidup ku.
Maaf kan, tubuh, roh, dan jiwa ku, sebab diri ini tak berdaya untuk berbuat apa-apa, sedang disamping kosong yang harus nya terisi, malah air saja bisa pelepas dahaga, ada bagian nyeri lingkar akibat yang tak ku mengerti, apakah itu salah satu, atau dua tabung dekat lambung ku terluka, Engkau yang tahu. Yah, ada berkat mu, tapi itu bukan bagian ku, sebab aku tak dapat bagian ladang garapan untuk penghidupan ku, ras kerikil rasa nya, apalagi bila aku begini selalu.
Berkali aku menarik nafas dalam-dalam terakhir barusan. Rasa nya belum puas, karena bukan itu yang ku butuh kan. Aku ini polos atau bodoh, yang pasti tak begitu. Sebab hanya kebingungan tak ada yang arah kan untuk dapat berkat dari Tuhan ku.
Terakhir mau ku akhiri, bahwa cukuplah mata itu, kira nya bisa aku selesai kan terakhir tulisan imajinasi ku, bagai karangan Malaikat itu, maka ku akan cari jalan untuk berputar pada pencarian kantong bagi kebutuhan ku. Aku harus berhenti untuk manipulasi yang tak ku butuh itu, tutup mata pandangan mengenai nya, juga pada mereka, sebab ku tak butuh kan. Aku akan berusaha menjaga mata, sebagaimana ku mulai terlatih dalam mulut, dan terbiasa dalam emosi. Semoga kali ini lancar berkat ku, supaya tak ku ulangi yang telah lama ku ingin tinggalkan sejak dulu. Dimana ini kembali sebagaimana rangkaian susah, dan lagi sedang terjadi, tapi cuma sementara bisa disiasati, oleh karena itu, aku harus berjuang demi masa depan yang kali lebih baik, dari kelam nyaman yang belum pernah putus sepanjang hidup ini.
Bless me, Lord
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
8:45 PM
Rating:
Reviewed by Alfiyanto.J.S
on
8:45 PM
Rating:
No comments: