Selamat Datang

Aku berharap bebas menceritakan segala cerita untuk ku persis seperti saat mata ku memandang dunia

Aku berserah Tuhan


Sore ini terulang lagi, maka ku mau menulis. Sabtu 15:55, di 29022022, sambil berbaring di lantai, sedang mau mengetik apa yang lewat saja dibenak hati, dan pikiran ku. Oh, kiranya pada bahagia yang sejati ku bertemu diri ku yang ku ingini.

Jejak peristiwa ku tercatat jelas dalam ingatan, catatan Nya, juga catatan kecil ingatan ku. Sudah menjadi biasa, tapi tak merasa diperhamba, mungkin sekedar isi waktu luang aja. Disini masih terulang, bingung bilang benci, tapi terjadi. Sudah gak mengerti lagi mau berkata apa, sebab malas cari alasan, meskipun masalah yang datang, selalu buat jalan ku tak bisa melaksanakan yang ku mau.

Kalau itu orang, pasti ku tolak. Kalau itu titah pemimpin bisa ku kesamping kan. Namun ini keadaan, yang tak bisa memilih, akhirnya yang biasa ku pilih jadi ku ambil lagi. Oh, teman ku si masalah. Kenapa kamu selalu berkarib dengan ku ? Sedang kan aku tak sama sekali mencintai mu. Sebab diri ku senang akan titah Tuhan ku.

Pada waktu mendesak selalu kau datang, tak bisakah dilain waktu, saat ada jawaban, yang sulit, bisa ku ambil, sebab ku mengerti memang ini untuk mendewasakan diri. Oh, aneh.. Tapi bisa ku berbuat apa ? Kali ini pilihan nya untuk terima saja. Dan membiarkan nya berlalu..

Aku benci berjanji, sebab masalah sering menyerongkan ku untuk mengikari.

Aku benci berketapan hati, sebab masalah ingin menjatuhkan ku dalam setiap kesempatan, karena dia iri pada ku.

Aku benci mengingini, sebab selalu jawaban ke situ, dihadang oleh masalah yang tak mau ku bahagia untuk dapatkan bahagia, meskipun hanya sebentar sekali.

Sulit ku jelaskan... Terlalu panjang untuk ku lanjutkan. Lebih baik diam, dan diam, dan diam, diam... Terus diam, meski tak menjahit mulut ku, dan tak mengebiri pikiran ku, serta tak meredam hasrat hati ku, sekarang akan coba ku diam.

Namun baru saja ku tuliskan mau ku hanya diam, si masalah sedang mengintip untuk buat ku teriak, dan gelisah, serta menjadi ribut layaknya orang bodoh, kala berdebat penuh amarah. 

Oh, Tuhan, mata ku harus bagaimana ? 
Oh, Yesus, hati ku harus mendambakan apa ?
Oh, Kristus, pikiran ku harus cari jalan kemana ?

Bahkan untuk diam saja aku dilawan nya. Aku begini, dia tipu ku mau begitu. Aku mau begitu, dia perdaya kan aku begini. Oh, Tuhan.. Oh, Tuhan.. Oh, Tuhan.... Aku yang kotor ini, berserah pada Mu.

Aku bingung... Aku bingung... Aku bingung...

Tak ingin ku teriak, tak ingin ku menangis, tak ingin ku tertawa.. Tak ingin ku mau apa-apa... Sebab dalam berkeinginan, sekarang ini aku lagi celaka dalam segala keadaan. Tak sulit memang, tapi menyebalkan. Kalau aku pohon ratusan tahun, masalah ku itu rayap nya. Tak menjatuhkan sekarang, tapi menyakiti ku pelan-pelan. Yah, mungkin, kalau cuaca, dan lingkungan memungkinkan, mereka beranak pinak, terus menempel berkaitan satu sama lain, berlanjut tak henti, maka aku kelak ku tumbang juga.

Apakah itu akan terwujud ? Aku diam.
Apakah yang ku mau, kalau begitu ? Aku diam.

Hanya diam, hanya diam, mencoba menjadi misterius, dan tak terbaca oleh masalah yang lagi mengintip ku.

Aku berserah pada Mu, ya... Tuhan...


Aku berserah Tuhan Aku berserah Tuhan Reviewed by Alfiyanto.J.S on 4:24 PM Rating: 5

No comments: